Tema tersebut sengaja dihadirkan untuk memperkenalkan aplikasi statistika dalam dunia pendidikan. Pemaparan tentang pentingnya memiliki logika berpikir statistik disampaikan langsung oleh Kresna di hadapan 57 guru pendamping tim yang lolos semifinal STATION. Guru SMA yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali ini diundang khusus dalam seminar tersebut.
Selama kurang lebih dua jam, Kresna memperkenalkan peran statsitika dalam dunia pendidikan. Dosen Jurusan Statistika ini memaparkan arti penting dasar ilmu statistika dengan cerita sederhana yang dekat dengan keseharian. Baginya, sudah saatnya dunia pendidikan mulai mengenalkan cara berpikir statistika sejak dini kepada siswa. "Statistika bukan hanya untuk eksakta, sosial dan bahasa pun bisa," terang Kresna.
Pengembangan dari segi keilmuan dapat terjadi karena logika berpikir statistika membawa seseorang dalam situasi ketidakpastian, serta selalu dihadapkan pada kemungkinan."Ilmu eksakta awalnya dibangun berdasarkan ketidakpastian," tandasnya. Rumus dalam ilmu eksakta hanya berlaku dalam asumsi kondisi tertentu.
Lebih lanjut, dirinya memaparkan konsep berpikir statistika dengan cara yang sederhana.”Peluang itu sama seperti kematian, kita hanya bisa memperhitungkan probabilitas orang akan hidup tapi kita tidak tau kapan kita akan mati,” ungkap Kresna.
Namun kenyataannya, seringkali orang salah tafsir dengan logika statistika. Kresna memberi contoh kasus, media informasi di Indonesia sering menampilkan informasi yang berkaitan dengan statistika namun tidak menjelaskan arti khusus di balik informasi tersebut. ”Publikasi itu harus disampaikan dengan jelas, kalau tidak masyarakat akan menerima informasi yang ambigu,” kata Kresna.
Berangkat dari hal ini Kresna menegaskan pentingnya menanamkan logika statistik dalam pendidikan. Sehingga adanya salah tafsir informasi dapat dicegah sedari awal. ”Guru punya peran besar dalam mendidik generasi dengan pola pikir yang benar, karena kesalahan mindset bisa terbawa hingga siswa terjun ke dalam masyarakat,” katanya.
Seminar ini berhasil memikat perhatian peserta yang hadir. "Sebelum seminar ini, saya pikir statistika hanya tentang angka dan perhitungan mutlak. Namun setelah ikut seminar ini pola pikir saya jadi berubah," ungkap salah seorang guru yang mengajar di bidang ilmu sejarah pada sesi tanya jawab.
Kresna mengungkapkan harapannya terhadap Guru yang hadir dalam seminar tersebut. "Seminar bisa membantu guru untuk melakukan penelitian selanjutnya di masa depan demi pengembangan ilmu pengetahuan dengan logika berpikir yang benar," ujarnya. (anl/el)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung