ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
31 Januari 2012, 21:01

ITS Berpotensi Jadi Contoh Pusat Wirausaha Pemuda

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hebatnya, program ini juga bakal menjadi kerjasama dengan pemerintah, yang diwakili oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora). Selasa (31/1), Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Rathoyo Rasdan bertandang ke ITS. Menyusul serangkaian diskusi informal sebelumnya, kali ini ia datang untuk memaparkan lebih jelas program yang ditawarkan oleh pemerintah.

”Program kewirausahaan di kalangan pemuda sekarang merupakan hal yang penting dan mendesak,” Rathoyo membuka diskusi tersebut. Bukan hanya karena tren global yang sedang menyebar. Tetapi juga karena kebutuhan untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Sadar akan hal ini, dalam tahun-tahun terakhir ini marak bermunculan program yang mendukung kegiatan wirausaha. Antara lain kompetisi-kompetisi business plan dan program wirausaha lainnya. Belakangan ini, juga muncul sebuah tren dalam dunia bisnis yaitu angel investor. Ini merupakan investasi awal oleh seorang pemegang saham untuk membantu berdirinya sebuah bisnis.

Rathoyo menjelaskan lebih lanjut, bahwa banyak sekali pihak yang tertarik dengan prospek menjadi angel investor di Indonesia. Menurut mereka, Indonesia memiliki sumber daya pemuda yang potensial. Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa pihak-pihak yang tertarik ini banyak berasal dari luar negeri. ”Menerima mereka sebagai investor sama dengan uang kita (masyarakat Indonesia, Red) lari ke luar negeri,” paparnya.

Oleh karena itu, sangat dibutuhkan adanya angel investor dari pihak dalam negeri yang mampu mendukung bisnis pemuda Indonesia. Dalam agenda pemerintah, model program ini diberi nama Lembaga Permodelan Kewirausahaan Pemuda (LPKP). Demi mewujudkan hal itu, Rathoyo serta beberapa pihak dari ITS telah bertemu dengan beberapa investor potensial. Di antaranya adalah PT Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida), Jatim Ventura serta Bank Nasional Indonesia (BNI).

Namun, memfasilitasi bisnis mandiri pemuda, termasuk mahasiswa, tak semudah membalikkan telapak tangan. Menurut analisa para ahli entrepreneurship, bisnis para pemula berada di daerah beresiko tinggi. Artinya, bisnis jenis ini belum dianggap cukup kredibel untuk mendapatkan dana pengembangan. Kecuali dengan adanya dukungan dari sebuah pihak yang dapat menganalisa potensi bisnis tersebut. Pihak ini  harus memastikan bahwa bisnis tersebut, beserta para pengelolanya, potensial untuk dikembangkan.

Mengacu pada hal ini, ITS dianggap sebagai lembaga yang cocok untuk menjadi bagian dari program tersebut. ITS sendiri memiliki track record yang cukup baik dalam dunia wirausaha. Contohnya dengan keberadaan inkubator bisnis sejak tahun 1996. Ditambah pula dengan meningkatnya jumlah dan keahlian mahasiswa di bidang wirausaha.

Ini dapat dilihat dari kemenangan beberapa mahasiswa ITS di sejumlah kompetisi wirausaha. Di luar itu semua, ITS juga merupakan institusi yang terus mengembangkan semangat kewirausahaan di dalam kampusnya. ”Kami berharap ITS bisa menjadi hub (pusat, Red) wirausaha pemuda serta menjadi contoh di Jawa Timur,” papar Rathoyo. 

Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah dosen yang mendalami bisnis dan wirausaha mahasiswa. Hadir pula sejumlah pihak swasta, serta perwakilan dari Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (P2KM) serta inkubator bisnis Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS. Mereka semua menyambut baik tawaran tersebut.

Ir Janti Gunawan MEngSc MComIB PhD, inisiator program dari ITS, optimis bahwa LPKP ini dapat mendorong perkembangan wirausaha di kalangan pemuda. ”Jaringan yang kami miliki juga siap untuk membantu terwujudnya LPKP,” papar dosen Teknik Industri ini. (lis/fi)

Berita Terkait