Meski dilaksanakan di waktu libur semester, acara yang digelar di Teater C ini tetap ramai diminati. Sebagian besar peserta adalah anggota Workshop Entrepreneurship & Tecnolology (WE&T), mahasiswa peserta Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan mahasiswa yang telah memiliki bisnis. Namun, ada juga mahasiswa yang datang untuk mendapatkan pengetahuan.
Hadir sebagai adalah Prof Ir Daniel M Rosyid MRINA PhD, selaku Direktur Sang Saudagar. Dalam kesempatan tersebut, Daniel banyak memaparkan tentang pentingnya wirausaha bagi masyarakat Indonesia.
Dalam uraiannya, dosen Teknik Kelautan ini mengungkapkan bahwa untuk menjadi negara maju Indonesia membutuhkan wirausaha sebanyak empat persen dari jumlah penduduk. Sementara, saat ini Indonesia hanya memiliki 0,04 persen wirausaha. "Harus naik 200 persen," kata Daniel lugas.
Ia pun memaparkan, menjadi wirausaha adalah sebuah kewajiban. Karena menurut Daniel, wirausaha adalah pemimpin kelas menengah yang harus dikembangkan. Selain itu, dilihat dari sektor internasional, saat ini Asia sedang menjadi mangsa pasar yang menjanjikan.
Apalagi, belakangan Amerika Serikat yang sempat menjadi negara adidaya sedang mengalami kebangkrutan. Sementara di dalam negeri sendiri, peluang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sudah banyak dihentikan.
Selain itu, Daniel menyebutkan saat ini Indonesia memang sedang berada pada posisi emerging market (pasar yang sedang tumbuh, red). Di sisi lain, Indonesia juga tengah menghadapi tiga ancaman besar. Yaitu, ancaman kegagalan desentralisasi dalam menghasilkan pemimpin yang responsif, kegagalan demokrasi dan kegagalan pendidikan.
Dalam bidang pendidikan misalnya, dosen kelahiran Klaten ini menegaskan jika saat ini pendidikan Indonesia memang dicetak untuk menjadi pekerja. Hal ini memang tidak lepas dari kurikulum warisan Belanda. Para pelajar hanya banyak diprioritaskan untuk menjadi PNS. "Indonesia memang tengah kehilangan tradisi berdagangnya," lanjutnya.
Pada kesempatan ini, Daniel juga mengungkapkan beberapa alasan masyarakat Indonesia yang enggan menjadi wirausaha. Menurut Daniel, alasan utamanya karenaa faktor kenyamanan menjadi pegawai. Hal ini dipengaruhi juga oleh stigma yang ditanamkan sejak kecil. Yakni paradigma jika wirausaha adalah profesi rendahan hingga sifat takut rugi pun menjadi alasan selanjutnya.
Untuk itu, di akhir workshop Daniel menegaskan jika masyarakat Indonesia membutuhkan transformasi. Khususnya bagi para mahasiswa yang kelak menjadi penerus bangsa. Daniel berharap, mahasiswa akan mempunyai mental wirausaha yang kreatif. Sehingga, mampu memperkuat sektor kelas menengah.
Kenalkan Sang Saudagar
Usai mengungkapkan fakta tentang entrepreneur di ITS, Daniel memperkenalkan sebuah sekolah wirausaha yang ia dirikan, Sang Saudagar. Menurutnya, sekolah ini menawarkan konsep baru dan berbeda dengan sekolah lain yang sejenis.
Sebagai sekolah wirausaha, menurut Daniel, sekolah ini menawarkan output mencetak wirausaha yang kompeten. Pun dari segi pembelajaran, sekolah ini akan berlangsung selama 12 minggu dengan tiga modul. Di antaranya Transformasi Bisnis atau Mental, Bussiness Analytics dan Modul Arts dan Sports. "Dengan kombinasi eksak dan seni diharapkan peserta tidak hanya mengunakan otak kiri dalam berbisnis," pungkasnya. (ran/fz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung