Secara struktural, PSW ITS berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS. Jika ditilik lebih jauh, PSW ini merupakan bagian dari Unit Pengkajian Pengembangan Potensi Daerah (UP3AD) yang dipimpin oleh Ir Eddy Setiadi Soedjono Dipl SE MSc PhD.

Sebenarnya, berdasarkan Surat Keterangan (SK) Rektor ITS, PSW berstatus sebagai sebuah unit. Hanya saja, istilah pusat telah lebih dahulu dikenal. ”Lagipula, lebih enak disebut PSW daripada USW (Unit Studi Wanita),” tegas Ir Sri Pingit Wulandari MSi, Ketua PSW ITS.

Wanita yang akrab dipanggil Pingit ini menjelaskan lebih lanjut mengenai berdirinya unit ini. PSW bermula dari diskusi kecil yang rutin digelar oleh para dosen perempuan. Tema yang dibahas tak jauh dari gender, umumnya masalah perempuan.

Seiring perkembangannya, sambutan positif pun datang dari Rektor ITS kala itu, Prof Dr Ir Priyo Suprobo MSc PhD. Puncaknya terjadi pada akhir 2010 lalu ketika PSW ITS resmi ditetapkan menjadi sebuah unit.

Hingga kini, PSW ITS memiliki anggota lebih dari 50 orang. Mereka bukan hanya para dosen perempuan. Beberapa dosen laki-laki yang perduli terhadap permasalahan gender juga turut serta. Seperti Ir Nur Husodo MS, Dr Purhadi MSc, Ir Samsudin MSc, dan Drs Zaenal Arifin MSc.

Di mata para anggota PSW lainnya, unit di ITS terbilang cukup unik. Hal ini tak lain karena sebutan ITS sebagai kampus teknik. Pingit mengungkapkan bahwa tak banyak PSW yang berdiri di perguruan tinggi teknik lainnya.

Salah satu buktinya, adalah saat Forum Pusat Studi Wanita (FPSW) yang digelar di ITS pada Desember lalu. Hampir semua PSW di berbagai daerah datang ke ITS. Termasuk yang berasal dari daerah jauh seperti Madura hingga Jember. "Katanya ingin melihat bagaimana kaum perempuan di ITS," pungkas dosen asli Surabaya ini.

Rencana Pengembangan Unit

Memang, sejak diresmikan, PMW belum melaksanakan banyak program. Menurut Pingit, unit baru ini masih sangat membutuhkan internalisasi yang kuat. Mulai dari penyusunan visi, misi, pengenalan anggota, hingga perekrutan anggota baru.

Akan tetapi, meski baru seumur jagung, ternyata PSW ITS cukup menginspirasi. Unit ini menjadi salah satu inspirator terbentuknya PSW di perguruan tinggi lain, bahkan PSW Jawa Timur. Ini terjadi berkat pengalaman anggota PSW ITS mengikuti berbagai seminar gender tingkat regional maupun nasional.

Contohnya adalah undangan rutin untuk mengikuti seminar dari Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA). Ini telah berlangsung sejak awal lembaga ini berdiri. Tak heran jika pengalaman anggota PSW ITS menjadi lebih banyak dibandingkan anggota di tempat lain.

Salah satu hal yang cukup membanggakan adalah PSW ITS terpilih sebagai koordinator jaringan PSW Jawa Timur untuk wilayah utara. ”ITS menaungi PSW di wilayah Madura, Gresik, Sidoarjo, Tuban dan Bojonegoro,” lanjut dosen Statistika ITS ini. Selain itu, PSW ITS sejak lama telah dipercaya untuk menjadi tim koreksi penelitian yang berkaitan dengan gender.

Berbagai rencana telah disusun guna mengembangkan unit ini. Pasca tahap penguatan berakhir, PSW ITS akan mulai menjalankan program pertamanya berupa Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Internal. Selain itu, secara bertahap akan disusun road map penelitian terkait Gender dan Perempuan.

Ada pula rencana jangka panjang yang mereka targetkan. Yaitu adalah mengklasifikasikan seluruh penelitian yang telah mereka lakukan. Hal ini dianggap sebagai langkah awal untuk mencapai penelitian tingkat internasional. ”Jika ada yang bagus, akan dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan dana,” lanjutnya.

Di masa mendatang, Pingit berharap dapat lebih fokus menangani bidang lingkungan dan perempuan. Ini terutama terkait dukungan bagi kegiatan program Eco Campus. " Lagipula, perempuan itu cenderung cinta pada lingkungan," terang Pingit.

PSW ITS juga berniat untuk turun langsung ke masyarakat dalam berbagai kegiatan. Mereka berhadap dapat mengajak pihak-pihak di ITS dan masyarakat yang peduli terhadap perempuan untuk bergabung dengan PSW ITS.(ran/lis)