Prof Datuk Dr Ahmad Yusoff Bin Hassan, Prof Dato Dr Mohamad Kadim Bin Suaidi, Prof Dr Nanna Suryana Bin Herman, dan Mohd Azmi bin Said mendapat sambutan hangat saat datang ke ITS. Mereka berasal dari Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM).

Ahmad selaku Wakil Rektor UTeM mengatakan bahwa saat ini Malaysia sedang menguatkan hubungan dengan negeri-negeri di Asia, termasuk Indonesia. Menurutnya, kerja sama dengan negara serumpun dapat menghasilkan kekuatan yang lebih besar.

Hal ini disetujui oleh Prof Dr Ing Herman Sasongko, Pembantu Rektor I ITS, yang memimpin beberapa perwakilan dari ITS. Ia menyebutkan, sejarah dan budaya yang memiliki banyak kemiripan satu sama lain adalah beberapa faktor yang dapat mendukung lahirnya kekuatan tersebut. ”Belajar dari Eropa tidak masalah, tapi kerja sama dengan saudara se-Asia tidak bisa dilupakan. Kalau kita tidak bersatu, Asia tidak akan maju,” ucapnya.

Masing-masing pihak memaparkan bidang-bidang yang sedang dikembangkan, fokus keahlian, dan manfaat dari bidang yang digelutinya. ITS menyatakan sedang berkonsentrasi dalam bidang robotika, lingkungan, dan energi. Sedangkan pihak UTeM berfokus pada information and communicaion technology (ICT) yang diprioritaskan untuk kepentingan otomotif dan energi terbarukan.

Herman turut menambahkan, dalam hal robotika, ITS mempunyai keunggulan dari segi prestasi. Seperti banyaknya gelar yang sudah diraih dalam berbagai kompetisi. Namun ia juga menyayangkan, dalam bidang ini, ITS belum bisa mengembangkannya untuk keperluan industri.

Jalan terang mulai terlihat. Dari penjelasan tersebut, kedua pihak akhirnya sepakat untuk fokus membahas ICT, elektronika, dan sistem manufaktur. Artinya, diskusi akan terus berlanjut antara UTeM dan ITS hingga nantinya terjadi penandatangan nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU). ”Kita akan berkunjung ke Melaka kalau penawaran MoU dari UTeM sudah jadi,” ujar Herman.

Acara tidak selamanya berlangsung dengan serius. Terkadang canda ringan yang segar menjadi bumbu dalam pertemuan tersebut. Seperti pihak UTeM yang bercerita bagaimana mereka harus meluruskan dugaan banyak orang yang menganggap bahwa UTeM adalah UTM.

Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono, DEA, Rektor ITS pun sempat hadir. Ia memberi pesan kepada pihak UTeM untuk segara mematenkan logo instansinya secara internasional. ”Agar tidak mengalami seperti apa yang dialami ITS belakangan ini,” pesan Tri Yogi yang disusul dengan ekspresi terkejut dari pihak UTeM.

Di akhir acara, Herman berharap bahwa kerja sama intelektual antara Indosnesia dan Malaysia mampu berjalan dengan baik. ”Seringkali dalam politik, kita mempunyai konflik. Mari kita perbaiki hubungan ini dengan bidang intelektual kita,” pungkasnya.(nir/lis)