Bertujuan meningkatkan kompetensi para pustakawan Indonesia, seminar ini mengundang dua narasumber. Mereka adalah kepala UPT Perpustakaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Drs Ida Fajar Priyanto MA dan Prof Dr Ir Imam Robandi MT, penulis sekaligus guru besar ITS.

Mengawali presentasinya, Ida Fajar mulai menjelaskan pentingnya mengembangkan wawasan bagi para pustakawan. Ia menyatakan, sebagai seorang pustakawan sangat penting untuk berkunjung ke berbagai perpustakaan. ”Hanya melihat dari foto itu tidak cukup, kita harus melihat langsung perpustakaannya,” tambahnya.

Selain itu, ia juga memaparkan tentang visibilitas pustakawan. Fajar menyayangkan eksistensi para pustakawan institusi yang dirasa kurang. Fajar sangat berharap ini dapat bisa dikembangkan. ”Dengan begitu, kita akan punya tokoh pustakawan,” ujarnya. Ia pun berharap nantinya akan semakin banyak tokoh pustakawan yang muncul di tingkat nasional.

Menyegarkan antusiasme peserta seminar, Imam memotivasi para pustakawan untuk gemar menulis.dalam suasana yang santai. Tak jarang, Imam pun membuat para peserta tertawa dengan candaan ringan yang dilontarkannya.

Dengan presentasi bertajuk Writing Ability for Branding and Future, Imam memaparkan cara-cara menulis pada para peserta seminar. Setelah menunjukkan salah satu tulisannya, ia pun memberikan kesempatan bagi para peserta untuk menulis sebuah paragraf bertema Desaku.

Menurut Imam, menulis adalah suatu hal yang harus dimulai sedini mungkin. Ia juga menegaskan tentang pentingnya memanfaatkan waktu. "Time is limited (waktu itu terbatas, red), maka gunakanlah dengan baik,” tambah pria yang bermisi ingin membuat rakyat Indonesia gemar membaca di perpustakaan ini.

Di antara para peserta seminar, Riska Sayekti Astroida, seorang pustakawan perwakilan Kupang mengaku semangat mengikuti seminar. ”Seminar nasional seperti ini kan jarang,” tambahnya. Dengan mengikuti seminar ini, ia pun merasa termotivasi untuk mengembangkan perpustakaannya.(fen/lis)