ITS Press sebagai UPT yang bekerja dalam bidang percetakan dan penerbitan memang sudah berdiri sejak 23 tahun silam. Setiap harinya, ITS Press pun tak pernah berhenti melayani kebutuhan kampus. Seperti mencetak segala sesuatu yang berhubungan dengan perkuliahan maupun administrasi ITS.
Begitu juga di bidang penerbitan, ITS Press tak pernah menolak untuk menerima naskah karya ilmiah dosen maupun sivitas akademika guna diterbitkan dalam bentuk buku. Terbukti, tiap tahunnya ITS Press menerbitkan sekitar 24 judul buku hasil karya dosen, guru besar, dan juga karyawan ITS.
Namun jumlah tesebut bisa dibilang terlalu kecil jika dibandingkan dengan jumlah buku yang diterbitkan perguruan tinggi negeri lainnya yang rata-rata mencapai ratusan buku tiap tahunnya. Oleh karena itu, Djoko Kuswanto ST, selaku Kepala UPT Penerbitan ITS Press, mengajak para dosen untuk meningkatkan semangat dosen agar mau menulis dan menerbitkan lewat ITS Press, bukan malah tim penerbit dari luar.
”Terutama untuk dosen dan guru besar agar mau mengirimkan naskahnya ke ITS Press,” ungkap Djoko. Dalam penerbitan buku maupun karya ilmiah untuk pengukuhan sebagai guru besar, masih banyak dosen yang justru mengirimkan naskahnya ke penerbit selain ITS Press.
Memang, salah satu syaratnya adalah diterbitkan oleh penerbit yang terpercaya. Tapi ITS Press pun sebenarnya memiliki branding yang cukup bagus di luar. Lembaga ini pun memiliki izin penerbitan dan pendistribusian ke luar bahkan dalam skala nasional.
”Sebenarnya karya-karya dosen ITS ditunggu dan laku keras di pasaran, seperti buku-buku tentang Teknik Sipil dan Perkapalan,” tambah Djoko. Djoko menambahkan, buku-buku yang banyak diminati di pasaran semakin menambah peluang untuk didistribusikan dalam skala nasional.
Hanya saja, lagi-lagi keterbatasan buku yang diterbitkan ITS Press masih saja menjadi kendala. Untuk bisa menjual buku ke seluruh pelosok negeri ITS Press harus bekerja sama dengan satu elemen distributor, yang membuat biaya distribusi menjadi cukup besar. Hal ini disebabkan ITS Press adalah university press yang terikat dengan kampus sehingga tidak memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
Meski sangat disayangkan, tetapi Djoko tidak terlalu mempermasalahkan soal biaya. ”Sebenarnya bisa tertutupi jika produksi buku kita banyak,” tambah Djoko. Dengan bertambahnya buku yang diterbitkan, makaongkos distribusi dan juga royalty pengarang dapat ditambal.
Oleh karena itu, Djoko sangat berharap agar sivitas ITS semakin bersemangat untuk menulis buku. Penulis hanya cukup mengirimkan naskah ke ITS Press. Djoko dan stafnya sendiri akan mencari reviewer naskah tersebut agar buku yang akan diterbitkan enak dibaca untuk khalayak umum. ”Kalau bukan sivitas ITS sendiri, siapa lagi yang memajukan ITS Press,” pungkas Djoko. (fz/lis)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan