ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
05 Desember 2011, 20:12

Tur Madura, dari Membatik hingga Kuliner

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara ini memang sengaja dilakukan sebagai bentuk refreshing, sekaligus memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada peserta seminar yang notabene adalah warga negara asing. "Kami pilih Madura karena selain dekat juga kaya akan budaya tradisionalnya," tutur Erma Suryani ST MT PhD sebagai ketua panitia.

Kali ini, lokasi yang dikunjungi berada di Kabupaten Bangkalan. Kedatangan peserta pun disambut dengan tari Jukennes khas Madura oleh pihak setempat. Dilanjutkan dengan tarian berikutnya yang berjudul Tandak. Ada kejadian yang mengejutkan peserta saat tarian berlangsung. Sebab, mereka diajak turut serta menari ke atas panggung. Tak pelak, gerakan lucu dari beberapa professor itu mengundang gelak tawa peserta lain.

Setelah menikmati suguhan apik tersebut, peserta pun diajak berkutat dengan kegiatan membatik. Kegiatan ini dipandu oleh ibu-ibu pengrajin batik. Beberapa peserta terlihat asyik membuat pola batik kreasi sendiri. "Sangat menyenangkan bisa membuat batik sendiri dan dibawa pulang," urai Carrol Calder, salah satu peserta dari Australia.

Rasanya, rekreasi tidak akan lengkap bila tak ada kegiatan berburu kuliner. Sajian soto jagung khas Madura pun menjadi menu santap siang hari itu. "Rasa sotonya mirip makanan dengan yang ada di negara saya, tetapi di sini lebih pedas," komentar Prof Hyerim Bae dari Pusan National University, Korea Selatan.

Agenda terakhir adalah memetik buah salak secara langsung dari pohonnya. Tumbuh di negara tropis membuat buah yang bersisik coklat ini jarang dikenal oleh masyarakat luar. Banyak peserta yang kebingungan untuk membukanya. Panitia pun mengajarkan untuk membuka buah manis yang kadang-kadang terasa masam ini.

Di penghujung acara, Erma mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh peserta ISICO. "Kami berharap bisa bertemu anda sekalian di ISICO berikutnya di tahun 2013," pungkasnya. Konferensi internasional ini memang direncanakan akan digelar setiap dua tahun sekali. (lhp/esy)

Berita Terkait