Menurut dr Triana Susita Sari, penanggung jawab acara, seminar ini memang khusus ditujukan untuk masyarakat awam sekitar Medical Center ITS. Sebab, banyak yang masih bingung jika kondisi diabetes datang secaratiba-tiba. ”Seringkali pasien yang datang ke saya, masih ragu apakah dia menderita diabetes,” ujar dokter yang bertugas di Poliklinik Umum tersebut.
Menurut Sari, masyarakat awam memang harus mendapatkan wawasan lebih mengenai penyakit yang acapkali disebut kencing manis ini. Sebab, ketika seorang pasien sudah divonis bahwa dirinya menderita diabetes mellitus, artinya vonis ini akan berlaku seumur hidup. Setidaknya, begitulah tujuan dari Medical Center ITS dalam mengadakan seminar rutin ini.
Sony, dokter yang ahli untuk penyakit ini mengawali penjelasannya dengan menyebutkan kondisi penderita di Indonesia. ”Indonesia masuk urutan keempat dengan penderita diabetes terbanyak,” tuturnya. Dengan kata lain, delapan persen penduduk Indonesia telah terserang penyakit ini.
Ia pun bercerita mengenai keadaan penderita penyakit tersebut dengan gamblang. Mulai dari gejala yang dialami, faktor resiko, hingga jenis-jenis diabetes pun tak luput dari penjelasan panjangnya selama tiga jam.
Diakui Sony, banyak hal yang dapat menjadi penyebab penyakit yang terbilang tak ringan ini. Diantaranya, kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, kurang berolahraga dan kegemukan. Begitu pula dengan diet tak sehat. Bahkan, efek samping penggunaan obat dan bahan kimia juga mampu menjadi penyebabnya. "Bisa pula disebabkan faktor genetik," imbuhnya.
Setelah mendapat pemahaman awal, tak kurang delapan puluh peserta seminar diberikan pemaparan terkait penanganan terhadap penderita diabetes mellitus. Termasuk di dalamnya, ia juga menambahkan tips memasak yang sehat bagi sang penderita. Sebab, tiap penderita harus mendapat perhatian khusus terutama pola makannya.
Usai memberi pemaparan, Sony juga memberikan kesempatan pada para peserta untuk bertanya. Beberapa di antara peserta pun berkonsultasi mengenai kondisi kesehatannya. Kebanyakan dari mereka adalah masyarakat yang masih berusia muda. Namun, tak sedikit pula yang berusia lanjut dan tengah mengidap penyakit tersebut.
Dengan adanya penjelasan tersebut, kedua dokter ini berharap agar para penderita tidak putus asa dalam menjalankan hidupnya. Sebab, penderita bisa bersahabat dengan diabetes, artinya mereka tetap bisa hidup sehat meskipun memiliki penyakit diabetes.
Poerwadi, salah seorang peserta seminar ini menyebutkan pentingnya informasi semacam ini diberikan. ”Kita yang merasa sudah pintar sering mendiagnosis diri sendiri,” ujar Peorwadi sembari tertawa. Padahal, diagnosa orang awan belum tentu ada benarnya.
Di akhir acara, seminar ini pun diramaikan dengan kecekatan peserta untuk mencari kupon doorprize di kursi masing-masing. Harapannya, masyarakat umum sekitar Medical Center ITS mendapatkan manfaat yang berarti dari setiap seminar yang diselenggarakan setahun sekali ini. (set/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung