Kreativitas anak-anak Despro tidak sekedar berakhir pada kesenangan  individu. Berbagai jenis hobi seperti membuat mainan, fotografi, dan sebagainya dikembangkan dengan membentuk beberapa komunitas. Sampai saat ini, sudah ada 15 komunitas yang beranggotakan mahasiswa Despro. Diantaranya, terdapat komunitas fotografi, tipografi, videografi, komik, toys, layang-layang, dan sebagainya.

Berbeda dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), komunitas yang ada di Despro lebih mengarah pada desain dan seni. Selain itu, adanya komunitas juga membantu mahasiswa Despro untuk lebih kreatif dalam berkarya.

”Komunitas Expo ini sengaja diadakan untuk memperkenalkan pada mahasiswa baru kalau di Despro itu ada komunitas,” ucap ketua penyelenggara Komunitas Expo, Angger Diri Wiranata. Mahasiswa angkatan 2009 ini berharap nantinya para maba dapat memilih komunitas sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. ”Maba diwajibkan memilih,” tambahnya.

Molornya acara hingga pukul 18.00 tidak menurunkan antusiasme para maba. Mereka tampak bersemangat memasuki ruang R 301 untuk menyaksikan pameran karya dari tiap-tiap komunitas.

Salah satu komunitas yang turut meramaikan Komunitas Expo adalah Mata Satu. Komunitas ini banyak mendapat perhatian dari maba. Tidak berbeda dengan UKM Fotografi (Ukafo), komunitas ini juga beranggotakan mahasiswa yang menggemari fotografi.

Bagas Bramanta, salah satu anggota komunitas Mata Satu berpendapat, komunitas ini membantu para mahasiswa Despro yang lebih aktif di jurusan untuk dapat mengasah bakat fotografinya. ”Komunitas Mata Satu juga bekerja sama dengan Ukafo. Jadi kita bisa punya banyak link,” tutur Bagas.

Acara yang berdurasi satu jam ini berlangsung dengan meriah. Ardian Prakoso, maba yang memilih bergabung dengan komunitas tipografi menganggap bahwa adanya komunitas sangatlah penting. ”Komunitas itu penting buat mengasah bakat-bakat yang dimiliki,” jelas Ardian yang juga tertarik dengan komunitas dance. (m8/rik)