Keraguan terhadap Tricycle muncul karena sepeda ini merupakan hasil riset yang masih baru, dan masih belum diuji coba dengan medan yang sulit, seperti tanjakan.

Ir Gunawan, ketua tim nggowes ini menuturkan, Tricycle sempat diragukan ketika akan melintasi Alas Roban, Jawa Tengah. "Rute itu memang cukup sulit dan menanjak,sedangkan Tricycle belum pernah dicoba di tanjakan," tutur alumni Teknik Mesin ITS ini. Sempat terbesit untuk tidak menjalankan sepeda surya tersebut.

Namun berkat tekad dan kegigihan tim ini, akhirnya dijajal tantangan rute tersebut. "Ya sama saja bohong kalau sepeda surya ini diangkut, jadi kita coba, dan kami bersyukur bisa berjalan mulus," ungkap Gunawan. Tak hanya Tricycle, anggota tim yang lain juga melalui dengan lancar.

Dr Muhammad Nur Yuniarto ST, supervisor Tricycle Surya ITS ini menuturkan, kondisi sepeda surya ketika tiba di ITS masih normal seratus persen. "Baik dari mesin, sel surya maupun baterai bekerja dengan baik," ungkap pengemudi Tricycle tersebut. Kerusakan yang dialami saat perjalanan hanya sebatas ban bocor.

Pria yang akrab disapa Nur ini mengungkapkan, hambatan terberat yang dihadapi adalah kondisi cuaca yang berangin dan panas. Tak hanya itu, jalan rusak sepanjang empat kilometer di Kudus membuat Tricycle diperlakukan ekstra. "Tricycle ini sampai dipindahkan ke jalan aspal yang masih baru, karena memang tidak memungkinkan berjalan di jalan rusak," jelas Nur.

Keikutsertaan Tricycle menempuh perjalanan Jakarta hingga Surabaya merupakan bukti sukses uji coba sepeda ramah lingkungan ini. Nur menambahkan, keberadaan sepeda dengan menggunakan energi manusia, baterai, dan surya sekaligus menjadi salah satu wujud ITS sebagai Eco Campus. "Semoga bisa menjadi kendaraan alternatif di masyarakat nanti," tambahnya.

Sepanjang perjalanan, tak sedikit masyarakat yang berbondong-bondong
melihat sepeda kreasi ITS ini dari pinggir jalan. Mereka tersenyum
bahkan tertawa melihat bentuk unik sepeda roda tiga ini. Nur pun
melempar senyum dan melambaikan tangan ke penonton.(ton/el)