Jurusan Teknik Informatika memang terlihat lebih riuh dari biasanya. Sebab, sekitar 394 peserta Gemastik tengah memulai lomba masing-masing. Yakni, lomba aplokasi, permainan bisnis (PB), keamanan jaringan (KJ), pemrograman, piranti cerdas (PC), penggalian data (PD), pengembangan permainan (PP), desain web (DW), dan makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Secara khusus, untuk lomba aplikasi, pemrograman, dan PP, memiliki jumlah peserta terbanyak, yakni dua puluh tim untuk masing-masing lomba tersebut. Sedangkan lomba KJ juga didominassi enam belas tim. "PB, PC, dan PW diikuti lima tim dan disusul makalah dan PD yang diikuti dua belas tim," tutur Ir Muchammad Husni MKom, ketua panitia acara tersebut.
Lebih detail ia memaparkan, tiap lomba memiliki ciri khas yang berbeda dan perlakukan yang tak sama. Misalnya saja lomba pemrograman yang baru dimulai Kamis (13/10). "Saat ini, peserta sedang melakukan pemanasan. Programnya bisa dijalankan atau tidak," ujar pria yang kerap disapa Husni tersebut.
Lain lagi dengan lomba KJ, pada saat dimulai lomba, peserta langsung diminta instalasi server dengan aplikasi yang dibuat. Selanjutnya, proses penghackan dilakukan oleh juri. Jika komputer tersebut mudah dihack atau dengan kata lain KJ-nya lemah, maka poinnya nol.
Mengenai DW dan PB, lebih cenderung mengarah ke bidang kewirusahaan. Bila DW, segi artistik dan TIK harus mampu dipadukan dalam web kewirausahaan Maka beda lagi dengan PB, pserta diminta melakukan simulasi bisnis secara online. Bila hasil yang diperoleh adalah rugi, peserta pun kehilangan poinnya.
Dari semua lomba yang ada, akan dicari juara satu, dua, dan tiga untuk masing-masing bidang. "Ini akan menjadi poin untuk perhitungan dan penganugrahan piala bergilir," jelas dosen yang juga menjadi ketua Gemastik tahun lalu.
Tari Mardiana, salah satu peserta dari Universitas Pontianak mengaku bila ajang Gemastik ini memberikan banyak pengalaman baru bagi dirinya dan timnya. Pasalnya, kali ini merupakan kesempatan pertama dan terakhir ia berkompetisi di Gemastik. "Menang-kalah tak masalah. Kami hanya ingin membawa nama almamater di kompetisi luar biasa ini," ungkapnya sembari tetap berharap mendapatkan hasil terbaik.
Hal serupa juga diharapkan oleh Yasmin Khairina. Maahasiswa asal Universitas Indonesia berharap bisa menggondol juara di lomba PD. "Sebelumnya, sudah ikut DW tapi tidak sampai final. Semoga sekarang bisa menang," ujar Yasmin. (esy/yud)
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar servis sepeda motor gratis bagi teknisi pembaca meter
Tuban, ITS News – Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut mendukung percepatan digitalisasi sektor pertanian melalui
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sukses memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam
Kampus ITS, ITS News – Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan pemetaan dan digitalisasi data spasial di