ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
12 Oktober 2011, 12:10

Gratis ke AS Setelah Petakan Kompleks Perumahan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Lomba Open StreetMap diadakan oleh Open StreetMap Foundation, sebuah organisasi internasional yang sedang mengembangkan sebuah server peta online yang berbasis input dari penggunanya sendiri. Tujuannya, agar peta tersebut menjadi dinamis karena mudah di-update oleh penggunanya.

Demi mendukung pengembangan server tersebut, mereka mengadakan kompetisi khusus di bawah kerjasama dengan panitia di organisasi bagian Indonesia. Lomba dibuka mulai Juni tahun ini dan berakhir pada Agustus lalu

Andriya sendiri mengikuti lomba tersebut selama sebulan. ”Sedikit iseng, nyambi agar ada kerjaan,”  tuturnya lugas saat ditanya motivasinya mengikuti kompetisi. Menjelang awal dibukanya lomba, sebuah workshop mengenai Open StreetMap juga diadakan di jurusannya.

Lombanya meliputi pemetaan sebuah wilayah bebas. Infrastruktur yang dipetakan berupa pohon dan jalan, masing-masing bernilai satu poin. Sementara setiap bangunan bernilai lima poin.

Tak sekedar memetakan, para peserta juga perlu mengisi server online peta dengan data bangunan. Data ini mencakup jenis material dinding, atap dan jumlah lantai bangunan.

Dengan kriteria tersebut, Andriya merencanakan strategi unik. Ia memetakan kompleks perumahannya, Pondok Candra di daerah Sidoarjo. Ia memasang target pemetaan 5 rumah per hari. Namun, bila dalam satu hari ia tak sempat melakukan pemetaan online maka ia mengkompensasi jumlahnya pada hari berikutnya.

Demi kelancaran pemetaan, hampir setiap sore Andriya  harus rela keluyuran di sekitar perumahannya, dan dengan teliti ia mencatat data rumah satu persatu. ”Kalau ada orang yang bertanya apa yang saya lakukan, saya bilang saja sedang mengerjakan tugas kuliah,” kata lelaki kelahiran 11 Maret 1992 ini.

Pada 10 Agustus, ia dinyatakan sebagai salah satu pemenang kompetisi tersebut. Hadiahnya, adalah mengikuti dua konferensi internasional seputar OpenStreetMap gratis. Yang pertama bertempat di University of Colorado, yang kedua diadakan di Hotel Sheraton, Denver.

Di sana, ia bertemu dengan para perwakilan perusahaan dan organisasi lain yang bersama mengembangkan OpenStreetMap. Termasuk sebuah perusahaan software yang berusaha mengintegrasikan open map dengan identifikasi potensi bencana di suatu tempat.

Sayangnya, karena permasalahan mengurus visa, Andriya baru bisa berangkat untuk menghadiri konferensi kedua. Tapi ia tak sendirian. Ia berangkat bersama empat orang pemenang dari Indonesia. Mereka berasal dari ITB, Universitas Andalas, Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada.

Meski begitu, pengalamannya di Amerika cukup menyenangkan. Yang sangat menarik baginya adalah multikulturalisme penduduknya. Selain itu, rata-rata penduduk di sana pun cukup ramah dan bersahabat. ”Meski tidak saling kenal, tetapi kami sama-sama saling menyapa,” lanjutnya.

Pengalaman itu pun cukup menggugah minatnya untuk mengembangkan OpenStreetMap. Menurutnya, apabila software pendukung  dapat meramal kemungkinan terjadinya bencana, maka peta tersebut sangat penting bagi Indonesia yang rawan bencana. (lis/rik)

Berita Terkait