Sebagai mahasiswa program magister, bergumul dengan penelitian dan riset selayaknya makanan sehari-hari. Tiada hari berlalu tanpa kegiatan di laboratorium. Begitu pula dengan Hasbi, hampir seluruh waktu studinya ia habiskan di depan komputernya.
Walau merasa cukup berat dalam beradaptasi di kampus bernafas teknik seperti ITS, Hasbi berusaha melakukan penyesuaian diri termasuk dalam pola belajarnya. Hal itu pula yang membuat Hasbi benar-benar berjuang untuk segera merampungkan studi Magisternya.
“Saya jadi banyak ke perpustakaan dan berdiskusi dengan teman dosen,†kata Hasbi mengenang masa-masa studinya magisternya. Pria sarjana matematika UNDIP Semarang ini juga mengaku canggung di awal kuliah, terlebih karena harus berpisah dengan anak dan istri di Pekalongan. Tapi justru itulah yang memacu Hasbi untuk totalitas dalam studi magisternya di kampus perjuangan ini.
Dan benar saja, jerih payah Hasbi tidak sia-sia bahkan membuahkan hasil yang gemilang. Melalui tesisnya yang mengangkat tema Statistika Spasial tentang Metode Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR), Hasbi berhasil membawa pulang gelar Masternya lengkap dengan IPK mendekati sempurna, 3,96.
“Alhamdulillah, bisa cumlaude lagi,†komentarnya saat mengetahui predikat sangat memuaskan mewarnai lembar ijasahnya. Bahkan, Hasbi mengaku, istrinya sempat meminta dirinya untuk mengulang salah mata kuliah yang mendapat nilai AB. “Tapi saya sudah capek, jadi saya terima saja,†tukasnya sembari tersenyum. Padahal jika Hasbi mau mengulang, IPK kelulusannya akan bulat 4,00.
Hasbi mengungkapkan, dalam tesisnya, ia mengangkat topik studi metode analisis regresi untuk kasus yang bersifat lokal dan global yang ia wujudkan dengan menciptakan program aplikasi dengan menggunakan basis software Matlab.
“Untuk itu, saya coba ambil case study kemiskinan rumah tangga di Mojokerto tahun 2008,†jelas Hasbi. Melalui program aplikasi yang dibuat Hasbi, data tersebut diolah hingga keluarannya bisa dibaca berdasarkan variabel yang diinginkan. Istimewanya, program aplikasi yang dirancang Hasbi ini bisa diterapkan juga dalam kasus-kasus baik lokal maupun global.
Lulus dengan predikat cumlaude bukan kali perama bagi Hasbi. Pasalnya, saat merampungkan studi Matematika-nya di Universitas Diponegoro silam, pria kelahiran 17 Desember 1982 ini juga mengantongi gelar cumlaude dengan IPK kelulusan 3,58.
“Padahal saya sama sekali bukan tipe mahasiswa yang hanya belajar,†cecar Hasbi. Pria yang juga dosen di Program Studi Statistika UNDIP ini mengatakan, selama menjadi mahasiswa ini pun termasuk aktif dalam kegiatan kemahasiswaa. Baik internal kampus maupun eksternal.
Hasbi hanya berpesan pada mahasiswa ITS untuk tidak menyia-nyiakan waktunya selagi menjadi mahasiswa, tak hanya akademik, tapi juga non akademik. “Perbanyak diskusi dan juga komunikasi dengan dosen,†pesannya terakhir. (fz/bah)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi