Sejak pukul 06.00 pagi, peserta Gerigi sudah terlihat di Stadion ITS. Dengan menggenakan kaos seragam berwarna hijau, mereka membawa peralatan menanam seperti cangkul, cetok dan baskom.

Acara diawali dengan senam pagi bersama yang dipandu oleh salah satu alumni ITS. Seluruh pimpinan ITS mulai dari Rektor, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA dan keempat Pembantu Rektor (PR) hadir dalam G2 tersebut. Selain itu, hadir pula Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT untuk mendukung acara tersebut.

Ketua Panitia G2, Dr Bambang Sampurno menyebutkan, terdapat 7000 orang yang terlibat dalam G2. Terdiri dari 5100 mahasiswa baru (maba) 2011, dan sisanya berasal dari civitas akademika ITS seperti dosen, karyawan dan mahasiswa senior. "Wisudawan ITS juga termasuk salah satunya," cetusnya.

Sementara itu, Rektor ITS mengungkapkan, G2 adalah bagian dari program manajemen lingkungan dan manajemen karbon yang dilakukan ITS menuju kampus hijau. Dan saat ini, ITS telah berada di urutan 18 kampus terhijau di dunia. "Sebuah prestasi yang membanggakan dalam hal pengelolaan lingkungan," terang dosen asal Tulungagung tersebut.

Lebih lanjut, Tri Yogi memaparkan beberapa misi ITS ke depan untuk mendukung Eco Campus. Di antaranya adalah revitalisasi masterplan ITS dengan desaian tropis, sosio-engineering untuk otonomisasi listrik, gerakan internal bersepeda di kampus, efisiensi air dengan zonaisasi meteran air di setiap fakultas, efisiensi listrik, pengelolaan sampah terpadu dengan composting center dan hutan kampus terpadu.

Pada kesempatan yang sama, Walikota Surabaya berharap, G2 bisa menjadi kegiatan rutin di ITS. Menurutnya, kegiatan tersebut dapat menjadi ajang pendidikan bagi para mahasiswa untuk lebih mencintai lingkungan. "Ke depan, bisa menjadi ciri khas lulusan ITS sebagai generasi cinta lingkungan," ungkap Alumni Jurusan Arsitektur ITS ini disambut tepuk tangan peserta G2.

Untuk mengawali penanaman seribu pohon dilakukan pelepasan balon udara dan burung di kawasan ITS. Jenis burung yang dilepas ada burung gelatik, burung dederuk dan beberapa burung bondol. Alasannya, jenis burung tersebut merupakan burung yang telah lama menjadi bagian dari biodiversity ekosistem ITS. (ran/rik)