Ketua Umum program Eco Campus Ahmad Rusdiansyah menuturkan, secara khusus tujuan G2 adalah untuk melakukan penghijauan kampus. ”Ada beberapa lokasi di ITS yang ditanami pohon,” ujarnya sembari menyebutkan beberapa lokasi tersebut. Diantaranya, tempat parkir jurusan Teknik Fisika dan Teknik Lingkungan, area sekitar belakang perpustakaan pusat ITS dan belakang stadion, depan asrama serta halaman Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK).
Namun, yang lebih ditekankan dalam kegiatan ini adalah gotong royong. Sesuai dengan namanya, kata ‘gugur gunung’ berasal dari bahasa Jawa. ”G2 artinya gotong royong juga bisa diartikan Go Green,” jelas pria yang kerap disapa Dodik ini. Ia menambahkan, untuk menanam seribu pohon, ITS dapat meminta tukang untuk mengerjakan. Namun, kebersamaan penanaman budaya cinta lingkungan inilah yang tidak dapat digantikan.
”Segala sesuatu yang dijalankan bersama pasti lebih mudah,” ungkap dosen jurusan Teknik Industri ini sembari tersenyum. Ia juga menambahkan, tak hanya mahasiswa baru dan pihak BEM ITS yang membantu, alumni juga banyak yang membantu. Mulai dari bibit tanaman hingga pupuk tanaman.
Diakui Dodik, G2 ini bisa menjadi pembentukan mindset yang baik bagi mahasiswa baru untuk mencintai alam sekitarnya. Untuk itulah, G2 bukan sekedar hal monumental tanpa ada keberlanjutan. Sebab, tanam pohon tak hanya simbol belaka melainkan tanam hati pula.
Senada dengan Dodik, Maria Anitya sari yang juga dosen jurusan Teknik Industri mengungkapkan, adanya kartu pohon asuh bagi tiap kelompok. Dijelaskan Maria, untuk acara ini mahasiswa baru ini dibagi menjadi lima kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari lima jurusan berbeda dan dibekali dengan tali rafia, timba, cangkul, dan peralatan menanam lainnya.
Setelah menanam pohon yang , setiap kelompok diberi kartu pohon asuh. ”Ini kartu monitoring,” terang Maria sambil menunjukkan kartu yang didominasi warna hijau tersebut. Kartu ini berisi tentang tanggal pemantauan juga hasil pemantauan. Menurut Maria, yang harus dipantau dalam kurun waktu enam bulan adalah tinggi dan diameter tanaman.
”Tanaman juga harus rajin dirawat biar tidak mati,” tambah Maria. Perawatan tersebut berupa pemberian pupuk, penyiraman, dan pemotongan daun. Lalu bagaimana bila pohon tersebut mati sebelum enam bulan. Sembari tersenyum, Maria menuturkan, kelompok tersebut harus mau menanam kembali.
Dikatakan Maria, setelah enam bulan beralu, akan diberikan hadiah bagi kelompok yang mampu merawat pohonnya dengan baik. Yakni berupa piagam penghargaan dan penyematan predikat pahlawan lingkungan kampus. ”Berawal dari hal kecil, semoga bisa berlanjut tiap tahunnya,” harap Maria.
Nanda Eka Puri, salah satu mahasiswa baru yang terlibat kegiatan G2 juga mengungkapkan antusiasnya mengikuti acara tersebut. ”Senang bisa menyatu dengan alam. Saya yakin pohon ini juga akan tumbuh tinggi,” ujar mahasiswa jurusan Teknik Elektro. (esy/rik)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan