Faisal adalah alumni Teknik Mesin angkatan 1995 (M 38). Ia tercatat sebagai salah satu dari sejumlah lulusan ITS yang berhasil berkarir di luar negeri sebagai professional expatriate. Pria asli kelahiran Surabaya ini pun diminta oleh IKA ITS untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa ITS seputar kiat berkarir internasional.
A Guide to Pursuing The International Career menjadi tema kuliah singkat pria yang saat ini menangani bidang platform and pipeline operation di perusahaan operator minyak dan gas di Norwegia itu. Sebelumnya Faisal juga telah berkarir sebagai professional engineer di sejumlah perusahan di berbagai negara, sebut saja Malaysia, Inggris, dan Kanada.
Faisal mengungkapkan bahwa untuk dapat berkarir internasional ada dua cara yang dapat ditempuh, yakni dengan mencari pengalaman kerja di dalam negeri selama beberapa tahun, atau dengan langsung melanjutkan studi master ke luar negeri. ”Setelah itu baru kita bisa apply ke perusahaan-perusahaan yang ada di luar negeri sebagai professional engineer,” ungkapnya.
Pria yang sempat meraih penghargaan Petronas Top Five Best Engineer ini membuka peluang karir internasionalnya dengan cara melanjutkan studi terlebih dulu ke luar negeri. ”Saya sendiri mengawalinya dengan melanjutkan studi S2 ke Inggris setelah lulus dari ITS, setelah itu saya melanjutkan S3 sekaligus riset,” ujar pria berusia 35 tahun itu.
Meski begitu karir professional Faisal tidak begitu saja diperoleh dengan mudah. Ia mengaku sempat kesulitan mencari kerja setelah ia menyelesaikan pendidikan doktornya. ”Lamaran saya banyak yang tidak mendapat balasan karena waktu itu saya apply sebagai professional engineer sedangkan background saya adalah reseach,” akunya.
Dalam acara itu Faisal mengatakan bahwa untuk dapat berkarir di luar negeri, seseorang harus dapat mempromosikan dirinya dengan baik kepada perusahaan. ”Anda harus tahu kapasitas anda, lebih dari itu anda juga harus bisa ‘menjual’ diri anda,” ujar Faisal.
Ia menerangkan pula bahwa ada sejumlah hal penting selain Indeks Prestasi (IP) yang menjadi pertimbangan perusahaan asing dalam merekrut professional expat. Beberapa diantaranya adalah non academic achievement, foreign language ability, dan open mind characters. ”Namun kemampuan komunikasi adalah yang paling penting,” jelasnya.
Kegiatan ini rencananya akan rutin diadakan oleh IKA dan BEM ITS selama tiga bulan sekali. Ini adalah bentuk upaya ITS untuk merekatkan hubungan antara alumni dan mahasiswa ITS yang diharapkan dapat menamabah wawasan mahasiswa ITS seputar karir internasional. Dalam acara ini hadir Wakil Rektor I ITS Prof Dr Ing Ir Herman Sasongko, dan Wakil Ketua Umum PP IKA ITS, Prof Eko Budi Djatmiko. (ald/nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung