Bertempat di Gedung SCC lantai 3 ITS, acara ini dihadiri oleh lebih dari 110 peserta. Peserta dari acara ini adalah mahasiswa yang akan mengisi mentoring semester ganjil kali ini. Kegiatan ini pun dibuka oleh Dr Triwikantoro selaku Ketua Tim Pembina Kerohanian Islam ITS.

Dalam sambutannya, Tri mengungkapkan banyak pelajaran baik yang bisa dipetik dari Bulan Ramadhan. Pelajaran tersebut juga dibutuhkan oleh para mentor dalam membina adik-adik binaan (mente). Ada lima hal yang dibutuhkan, yaitu kejujuran, kesabaran, kedisiplinan, syukur, dan taat. "Kita bisa melihat berapa banyak mahasiswa yang melanggar aturan lalu lintas di ITS sendiri," ungkap Dekan FMIPA ini.

Sementara itu, Badan Pelaksana Mentoring (BPM) JMMI selaku pihak panitia kegiatan ini menghadirkan penulis buku Menjadi Murabbi Sukses, Satria hadi Lubis. Dosen Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini menjelaskan bahwa untuk menjadi mentor yang sukses, diperlukan POWER. "Pelajari sejarah orang-orang besar, obati hati dengan Al Qur’an, waspadai maksiat, enyahkan kemalasan ibadah, dan rutin ikut pendidikan," jelasnya.

Tentu saja ada kendala dalam menjadi mentor. Para mentor mengaku beberapa kendala yang dihadapi oleh mereka adalah harus menjadi teladan,  ilmu kurang, takut masuk aliran sesat, tidak percaya diri, dan jadwal yang bentrok antara adik binaan dengan mentor. "Berarti kendalanya ada pada kemauan, kemampuan, dan kesempatan," ujar Satria menyimpulkan.

Materi yang dikemas diskusi membuat para peserta saling bertanya dan menjawab. Salah seorang peserta putri bertanya tentang cara membuat mentoring menjadi menarik. Beberapa peserta putra menjawab. "Beri yang mereka butuhkan," ujar penulis yang telah menerbitkan 12 buku tersebut.

Bagi Satria, menjadi mentor dituntut ikhlas. Pasalnya menjadi mentor tidak dibayar. Selain itu, dengan menjadi mentor berbeda dengan menjadi pengurus di suatu organsisasi. Jika di organsisasi banyak godaan untuk mendapatkan keppopuleran, maka mentor sebaliknya. "Di sini adalah dunia sunyi. Dunia dakwah yang tidak populer. Tidak ada jaminan untuk menjadi orang terkenal. Maka mari kita ikhlas dan luruskan niat," ujar Satria.(nir/yud)