Ia merupakan salah satu dari empat ketua BEM se-Indonesia yang terpilih untuk mewakili Indonesia di One Young World (OYW). Acara tersebut merupakan pertemuan pemuda sedunia yang diprakarsai oleh Kofie Annan dan David Jones.
Selama 1-4 September lalu, mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2007 ini bertemu dengan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia. Juga bertemu dengan orang-orang terkenal, termasuk Muhammad Yunus dan atlet Clerence Seedorf.
”Tapi ternyata pelajaran terberat bukan saat forum, melainkan dari kehidupan masyarakatnya,” ungkapnya. Dalu bercerita, ada beberapa poin hikmah yang dipetiknya.
Hal pertama yang mengesankannya adalah kecepatan orang-orang setempat saat berjalan. Dalu menilai bahwa orang-orang Indonesia tertinggal jauh dalam hal kecepatan aktivitas fisik ini. Hal tersebut mencerminkan pula kedisiplinan masyarakatnya. Salah satu contohnya adalah transportasi publik yang tiba di stasiun tepat 2 menit sebelum jadwal keberangkatan.
Namun menurut Dalu, besarnya negara pun turut berpengaruh. ”Tidak mudah untuk melakukan perubahan masyarakat sebesar di Indonesia,” katanya. Meski begitu, akhir-akhir ini semakin banyak penggerak perubahan dalam negeri. Sehingga tidak mustahil suatu hari nanti, Indonesia akan bisa lebih maju daripada Swiss.
Namun, ada kebiasaan negatif yang dimiliki oleh pemuda di negara itu. Misalnya, kebiasaan party atau berpesta pora pada masa akhir pekan. Wakil pemuda dari Swiss pun, menghabiskan Jumat malamnya pesta dan mabuk-mabukan.
Dalu dan beberapa mahasiswa dari negara lainnya, seperti Aljazair, Srilangka dan beberapa negara di Amerika Selatan, miris melihatnya. Rupanya para mahasiswa yang prihatin ini menilai kehidupan di negara kapitalis juga menurunkan budaya tak baik bagi pemudanya.
Menjelang berpuasa, Dalu merasakan perjuangan yang lebih berat. Jam puasa harus dilaluinya dari pukul 4.30 pagi hingga 08.00 malam. Ia juga merindukan masakan Indonesia. Bukan variasi keju, susu dan roti yang tersedia.
Beruntung, keluarga host dari Indonesia tempatnya tinggal pernah memasak soto untuknya. Selain keluarga tersebut, ia juga bertemu dengan banyak masyarakat Indonesia di negara itu, di antaranya alumni ITS. ”Saya sangat terkesan dengan kedekatan orang-orang Indonesia di sana,” ujarnya.
Melalui halal bihalal tersebut, Dalu berharap seluruh fungsionaris BEM ITS bisa turut membangun kembali kedekatan itu. Karena suatu hari, kedekatan itu mungkin akan menjadi sangat berarti. (lis/yud)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung