Mereka adalah Volare Amanda Wirastari, Cihe Aprilia Bintang, Mohamat Faisol Anwar, Mirzza Al Akbarian dan Victor Adiluhung Abednego. Menilai PKM yang dijalankan salah satu anggotanya berpotensi bisnis, mereka sepakat meng-upgrade desain dan marketing.
”EduGames merupakan salah satu sarana untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang permainan tradisional,” ungkap Amanda. Mahasiswa Perencanaan Wilayah Kota (PWK) itu menyebutkan, produk yang mereka realisasikan pada tahapan tiga bulan pertama adalah Ular Tangga Mitigasi Gempa dan Tsunami (Utagami), Bentengan dan Ultradision. Utagami misalnya, merupakan permainan tradisional yang berisi materi mengenai mitigasi gempa dan tsunami. Permainan tersebut tidak hanya melatih softskills melainkan juga bermanfaat menambah pengetahuan mitigasi.
Menurut Amanda, sistem pemasaran interaktif yang mereka gunakan adalah cara mengelola konsumen. ”Kami memberikan info ter-update mengenai produk ke konsumen,” ujarnya. Saat konsumen membeli produk mereka, konsumen akan dimintai kontak baik nomor handphone ataupun email yang dapat dihubungi. ”Nantinya mereka akan mendapatkan informasi terbaru terkait produk via sms atau email,” terang Amanda.
Karena merupakan permainan edukasi, timnya menembak sekolah-sekolah sebagai pasarnya. Di SDN Muhammadyah 26 misalnya, EduGames sudah dijual koperasi sekolah. Pemasaran juga mereka lakukan lewat pameran buku dan pameran produk kreatif. ”Produk satu edisi, kami jual seharga 30 ribu rupiah,” tutur mahasiswa kelahiran Januari ini.
Amanda mengisahkan, kesulitan utama yang dialami kelompok mereka adalah kesibukan masing-masing anggota. Akhirnya sebagai solusi, mereka sepakat rapat kelompok ditentukan di hari tertentu setiap akhir minggu. ”Masing-masing anggota bekerja sesuai job desk. Sementara saat pemasaran ke sekolah-sekolah, dilakukan siapa saja yang memiliki waktu luang,” ungkap mahasiswa angkatan 2008 itu.
Membuat laporan PKMK dirasakan Amanda cukup sulit. Tapi hal itu tidak menjadi hambatan berarti. ”Perlu banyak bertanya, tidak mudah menyerah saat revisi dikejar deadline, dan rajin-rajin juga asistensi ke ruangan dosen,” tuturnya. Apalagi kalau sudah lolos PIMNAS, perlu ada totalitas lebih baik saat tampil presentasi. Sementara saat ditanya mengenai poster yang berhasil memperoleh emas, Amanda hanya menyebutkan, dari segi desain poster harus bagus, simple, dan elegan.
Ke depan Amanda dan timnya berharap, EduGames bisa menginspirasi adik-adik kelas yang lain. ”Dan yang pasti Utagami serta produk EduGames lainnya bisa makin berkembang, mengingat pentingnya sisi edukasi terutama bagi anak-anak daerah pesisir,” pungkasnya. (fi/nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung