Prestasi yang diraih Sri selama menjabat sebagai Kajur terbilang cukup banyak. Bahkan yang terbaru, Sri berhasil menyabet predikat Kajur Berprestasi 1 di tingkat institut dan peringkat ketiga di tingkat nasional.

Menurutnya, segala prestasi dan pencapaian yang diraihnya bukan hasil kerja keras pribadi. "Prestasi yang saya raih tidak dapat terwujud tanpa kerja keras bersama dari seluruh dosen, karyawan, dan mahasiswa Teknik Industri," ujar Sri seperti dikutip dari ITS Online, Sabtu (27/8/2011).

Selama menjabat mulai dari 2007 hingga 2011, banyak prestasi yang telah ditorehkan oleh mahasiswa maupun karyawan. Salah satunya, sejak 2008 hingga tahun lalu, Jurusan Teknik Industri selalu meraih penghargaan Management Award di tingkat ITS. Selain itu, pada tahun ini, pustakawan dan mahasiswa berprestasi di tingkat ITS juga berasal dari Teknik Industri.

Sebagai seorang pemimpin, Sri mencoba mengelola dan memaksimalkan sumber daya yang sudah ada. "Saya hanya meneruskan apa yang sudah ada. Sesuai dengan semboyan Ki Hajar Dewantara, yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani," tuturnya.

Ibu empat anak ini menyebutkan, musyawarah menjadi fokus demi majunya jurusan Teknik Industri. "Semua keputusan yang diambil melalui rapat. Meski ada beberapa dosen dengan mobilitas tinggi yang tidak dapat hadir, mereka tetap berhak urun rembug (berpendat)," kata perempuan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Menilik hubungan dengan mahasiswa, perempuan kelahiran Semarang 13 Mei 1966 ini sangat mendukung segala kegiatan positif yang diadakan mahasiswanya. Bahkan, Sri kerap kali hadir dalam diskusi bersama dengan pengurus himpunan mahasiswa.

"Tidak semua permasalahan mahasiswa saya tangani langsung karena sudah ada Tim Konsultasi Mahasiswa (TKK). Namun, jika menyangkut mahasiswa baru, saya akan turun langsung," kata istri dari Sudiartono ini.(rhs)