Mereka adalah Lisana Shidqina, Ridho Prawiro, dan Arwita. Gagasan JMWC mereka ikut sertakan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang diselenggarakan Dirjen Perguruan Tinggi (Dikti) 2010 lalu.
Menariknya, waterfront city yang mereka maksud adalah sebuah model green city khas Indonesia. Dengan pemanfaatan mangrove sebagai biomaterial pembangunan kawasan waterfront city. “Berbeda dengan yang ada di luar negeri, kota ini benar-benar khas Indonesia, natinya bisa menjadi ikon Indonesia,†ujar Lisana.
JMWC andalah konsep sebuah kota yang terdiri dari beberapa pulau apung. Pulau-pulau itu akan memanfaatkan banyak sampah di Jakarta sebagai strukturnya. “Sampah-sampah tersebut akan dikumpulkan, difabrikasi untuk menjadi struktur dari pulau apung,†terang Ridho.
Selain pemanfaatan sampah, tim juga menyampaikan gagasan pemanfaatan mangrove di kawasan Muara Angke sebagai plasma nutfah guna mengembangkan mangrove di kota tersebut. “Mangrove akan ditumbuh kembangkan diatas pulau-pulau apung, mangrove inilah yang nantinya digunakan sebagai biomaterial bangunan di atas pulau apung†imbuh Lisana.
Kekuatan mangrove sebagai biomaterial bangunan telah teruji melalui riset mereka sebelumnya. Lewat penelitian Mangrove RhizopoArchitecture (MRAc), mereka telah memastikan bahwa kekuatan mangrove setara dengan beton berkualitas tinggi. “Sayangnya saat ini mangrove di Muara Angke kurang fungsional,†ungkap Lisana
Mereka mengonsep kota terapung tersebut dengan berbagai pusat aktivitas di atasnya. Mulai dari pusat aktifitas ekonomi hingga ekoturisme. Mereka juga mencanangkan berdirinya sekolah alam dan pusat energi terbarukan di JMWC. Tak hanya itu JMWC juga mereka canangkan sebagai kota yang ramah lingkungan.
Visi dari konsep pembangunan JMWC dijelaskankan Ridho untuk mengedukasi masyarakat agar mencintai lingkungannya. “Kota ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang green life, sehingga ketika mereka pulang dari JMWC mereka dapat mengubah kota tempat tinggalnya masing-masing,†jelas Ridho.
Gagasan yang mereka sampaikan melalui PKM-GT ini pun berhasil lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di Makassar, Juli lalu. Tak hanya itu, mereka juga berhasil menyabet medali emas dalam pelaksanaan PIMNAS ke XXIV itu. “Kami benar-benar menawarkan sebuah gagasan yang baru, itulah yang membuat kami menang,†aku Arwita.
Sebelumnya, beberapa prestasi juga sempat mereka raih lewat ide mereka memanfaatkan mangrove sebagai biomaterial bangunan. Salah satu prestasi itu adalah masuknya tim mereka dalam seratus besar International Forum Concept Award. “Kami satu-satunya yang lolos dari Indonesia, dan kami benar-benar bangga,†ujar Arwita.
Tak hanya itu, prestasi mereka pun ditulis dalam buku tahunan terbitan Jerman. “Kami bercita-cita, penelitian tentang MRAc dapat berkembang menjadi suatu lembaga riset yang akan mendedikasikan dirinya untuk aplikasi, invensi, dan inovasi di bidang teknologi pembangunan ramah lingkungan,†pungkas Ridho. (ald/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung