ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
15 Agustus 2011, 17:08

Belajar Lalu Lintas dan NII di Rapat Terbuka Senat

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebelum memasuki tempat acara, ribuan Maba tersebut membentu barisan sesuai dengan jurusan masing-masing. Lantas, mereka memasuki Grha ITS secara bergiliran. Jumlah yang mencapai 6.014 maba mengakibatkan tidak semua berkesempatan memasuki ruang utama. Sebagai gantinya, mereka ditempatkan di lantai dua, lantai tiga dan luar Grha. Meski begitu, mereka masih bisa memantau jalannya acara melalui layar yang telah disiapkan. Sehingga, prosesi tetap berlangsung dengan khidmat.

Memasuki area Grha, Maba disambut dengan iringan lagu dari tim Paduan Suara Mahasiswa ITS (PSM ITS). Sebagai pembuka acara, tampil Tari Galuh Pakuwon, tari kreasi Bali Sunda yang dibawakan oleh Unit Kegiatan Tari dan Karawitan (UKTK) Rara Kananta ITS.

Sambil menunggu dimulainya acara penerimaan Senat, Maba mendapatkan pengetahuan mengenai etika berlalu lintas. Tidak tanggung-tanggung, Djaroela SH MHum, Inspektur I Polrestabes Surabaya turun langsung dalam memberikan materi. Dalam uraiannya, ia menjelaskan mengenai tata cara berlalu lintas yang benar. ”Berdasarkan data yang berhasil diperoleh, rata-rata pelanggar lalu lintas didominasi oleh para remaja,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan akan pentingnya mengerti berbagai rambu-rambu lalu lintas. Ini mengingat, seringnya terjadi pelanggaran akibat  mengerti maksud suatu rambu. ”Kalian sudah menjadi mahasiswa dan sudah menjadi kewajiban untuk memahami,” katanya kepada para maba.

Selain rambu-rambu, Djaroeli juga mengingatkan akan kewajiban dalam berkendara, utamanya bagi kendaraan beroda dua. ”Wajib hukumnya memakai helm Standar Nasional Indonesai (SNI),” lanjutnya. Ia pun juga mengingatkan kepada para mahasiswa untuk tidak berbonceng tiga meskipun itu di dalam lingkup kampus.

Tak cukup hanya pengetahuan lalu lintas, Maba juga dibekali dengan pengetahuan akan bahaya narkoba dan Negara Islam Indonesia (NII). Sebagai pemateri adalah AKBP Drs Joko Wiswoto, Kepala Bagian Analis Pepintelkom Polda Jawa Timur. Dalam kesempatan tersebut, Joko lebih banyak membahas mengenai NII.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Menurutnya, saat ini mahasiswa khususnya Maba merupakan sasaran utama NII. Lebih lanjut, ia banyak menjelaskan sejarah terbentuknya NII hingga menjadi seperi sekarang. ”Sebenarnya, NII itu sudah tidak ada,” ungkap Joko. Hanya saja, terdapat kelompok yang memanfaatkannya untuk kepentingan politik golongan tertentu.

Joko merincikan kegiatan NII berkutat dalam hal pencarian dana. Menurutnya, beberapa cara yang sering dipakai adalah turun ke pusat perbelanjaan, terminal atau stasiun dengan mengatasnamakan yayasan tertentu. Cara yang lain adalah dengan metode cuci otak. ”Mahasiswa Universitas Airlangga dan Universitas Muhammadiyah Malang telah ada yang menjadi korban. Ketika ditemukan mereka dalam keadaan linglung,” cerita Joko kepada para Maba.

Untuk itu, ia berpesan kepada para Maba untuk selalu berhati-hati. Salah satunya adalah dengan cara berpikir kritis dan analisis dalam segala hal. ”Jangan sampai niat baik kita disalahgunakan untuk mengembangkan tindaj kejahatan,” pungkasnya.(ran/hoe)

Berita Terkait