ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
13 Agustus 2011, 20:08

Kisah Pasar Takjil di Bundaran ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mereka mulai menggelar lapaknya menjelang pukul lima sore. Tercatat, terdapat puluhan pedagang menggelar dagangannya. Barang yang ditawarkan pun tak jauh-jauh dari menu takjil buka puasa seperti aneka es, pentol, buah segar dan gorengan.

Iis, salah satu pedangang mengaku jika kegiatan ini telah menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Perempuan yang sehari-hari berjualan di pasar ini menjadikan bundaran ITS sebagai tempat mengais rejeki di bulan puasa. Meskipun makanan yang dijual relatif sama yaitu es dan gorengan, tetapi Iis bermain di harga. Selain itu, ia juga mengajak saudaranya untuk membuka tersendiri. ”Hasilnya lumayan,” katanya.

Di antara puluhan pedagang tersebut, terdapat beberapa mahasiswa yang turut serta menyemarakkan pasar dadakan tersebut. Rata-rata, mereka berasal dari Departemen Kewirausahaan beberapa jurusan. Seperti jurusan D3 Teknik Instrumentasi, Teknik Lingkungan dan Teknik Informatika .

Afifah Rahmani, selaku koordinator acara mengaku jika mereka telah berjualan sejak awal puasa. ”Rencananya hingga tanggal 19 Agustus,” terangnya. Setiap harinya mereka menyediakan aneka es untuk dijual seperti es garbis, es degan, es buah, dan es sinom. Selain itu, ada juga berbagai macam gorengan. Harga yang ditawarkan cukup murah. Mulai dari seribu untuk es dan lima ratus rupiah untuk gorengan.

Lebih lanjut, Afifah mengatakan jika barang dagangan tersebut dibuat sendiri. ”Termasuk gorengannya, kami buat sendiri,” terang mahasiswa angkatan 2010. Dari hasil jualan ini, Afifah mengaku mampu mengantongi keuntungan bersih mencapai Rp 50.000 setiap harinya.

Pasar dadakan yang hanya sekali setahun ini, rupanya dimanfaatkan oleh para pembeli. Kebanyakan masih mahasiswa ITS tetapi ada juga masyarakat sekitar. Uniknya, mereka datang tak hanya sekedar untuk membeli makanan untuk dibawa pulang, sebagian justru sengaja merencanakan untuk berbuka di bundaran. Hasilnya, bundaran ITS dimanfaatkan untuk menunggu buka puasa. Sebagian yang lain, ada yang sengaja menggelar tikar untuk duduk bersama.

Salah satunya adalah Ardyan Bakti S. Mahasiswa PENS-ITS ini memang sengaja memilih untuk berbuka di Bunderan ITS. Ardyan sendiri mengaku jika kegiatan tersebut bisa dianggap sebagai rutinitas setiap bulan puasa tiba. ”Hanya saja, ini baru kali pertama di tahun ini,” terang Ardyan yang datang bersama Luqi Abidin ini.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Nizar Nazaruddin bersama sembilan orang temannya. Mereka memang telah merencanakan buka bersama. ”Ini habis futsal bersama teman seangkatan, langsung ke sini,” kata Mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2010 ini.

Meski merupakan kegiatan yang positif, sayangnya kegiatan ini tidak diimbangi dengan ketertiban dari para pembeli dan pedagang. Para pedagang cenderung memakan banyak jalan dalam menjajakan dagangannya. Sementara itu, para pembeli secara sembarangan memarkir kendaraannya. Sehingga, tak heran jika menjelang maghrib lalu lintas di sekitar bunderan akan macet dan terlihat semrawut.

Selain itu, ketidakperhatian para pedagang dan pembeli dengan sampah juga menjadi masalah. Tak heran jika banyak sampah bekas minuman dan makanan yang berserakan usai pasar bubar. (ran/hoe)

Berita Terkait