Dalam kunjungannya Baas juga banyak berbincang-bincang dengan Rektor ITS seputar riset di bidang teknologi. Ia bercerita bahwa di negerinya, riset di bidang sains dan teknologi selalu mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah. Baas pun sempat menanyakan tentang hubungan ITS dengan berbagai perusahaan di Indonesia terkait pengembangan suatu riset.

”ITS banyak bekerjasama dengan perusahaan, namun hanya sebatas untuk meyelesaikan sebuah persolan di bidang industri,” terang Prof Dr Ir Triyogi DEA, Rektor ITS menanggapi pertanyaan pria kelahiran Hamburg itu. Triyogi pun menambahkan bahwa hingga saat ini ITS masih belum memiliki kerjasama riset dengan perusahaan untuk mengembangkan suatu teknologi.

Lebih dari itu, kunjungan Bass ke ITS juga membicarakan beberapa hal terkait kemungkinan kerjasama dengan ITS. Kerjasama itu meliputi bidang pendidikan lanjut dan riset. Beberapa bidang riset yang sempat didiskusikan antara lain teknologi kelautan dan biodiversity.

Sebelumnya ITS dan Jerman memang telah banyak berkerjasama di bidang pendidikan dan riset teknologi maritim. Bentuk kerja sama antara ITS dan Jerman dalam teknologi maritim itu salah satunya adalah pembangunan ITS Marine Hydrodynamic Lab. ”ITS memang banyak kerjasama dengan Jerman di bidang perkapalan,” ujar Triyogi.

Saat ini pun ITS juga masih bekerjasama dengan Jerman dalam pelaksanaan pendidikan double degree. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan kini tengah menjalin Double Degree Join Program bersama Wismar University, dan Semarang Growth Center.  ”Rencannya dalam waktu dekat pihak Wismar University akan segera datang ke ITS,” ungkap Guru Besar Jurusan Teknik Mesin ini.

Tak hanya melulu soal kerjasama pendidikan dan riset, rupanya pertemuan kali ini juga sempat membahas tentang hasil pertandingan bola antara Jerman dan Brazil pada dini hari ini. Baas mengungkapkan kegembiraannya karena Jerman berhasil mengalahkan Brazil dengan skor 3-2. ”Ini adalah pertandingan pertama dengan Brazil setelah delapan belas tahun,” ujar Baas. (ald/hoe)