ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
27 Juli 2011, 03:07

Semnas Pascasarjana, Bahas Soal Energi Baru Terbarukan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ir Mochammad Sofyan memang
sengaja didatangkan dalam Seminar Nasional Pascasarjana XI ITS (27/7). Dalam  kesempatan tersebut Sofyan didapuk untuk
memaparkan penjelasannya terkait tema seminar yaitu Konsep dan Implemantasi
Teknologi Ramah Linkungan sebagai Penunjang Perkembangan Industri di Indonesia.

Secara gamblang dalam slidenya
Sofyan membuka pola kinerja PT PLN Persero serta rencana sepuluh tahun
mendatang hingga 2020, sebagai satu-satunya perusahaan milik pemerintah yang
berkutat dalam pengadaan energy listrik. Ia menyebutkan bahwa pengembangan energi
baru terbarukan seperti biomass, geothermal, nuklir, dan sumber daya angin
ternyata masih dihadang banyak permasalahan dan tantangan.

Sofyan memberi contoh dalam pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal (PLTG). Tantangan dan kendala terbesar  justru berasal dari pemerintah. “Energi geothermal
kebanyakan berada di kawasan lindung. Dan perijinan untuk pembebasan lahan dari
pemerintah yang justru membuat frustasi,” komentar Sofyan.

Ia menyebutkan, paling cepat
pengurusan perijinan penetapan lokasi tersebut bisa memakan waktu dua sampai
tiga tahun. Hal ini disebabkan pula karena adanya undang-undang yang
menyebutkan bahwa geothermal merupakan bahan tambang. Sehingga segala bentuk
eksplorasi dan ekspoitasinya harus melalui prosedural pemerintah yang jelas.

Selain itu, dalam paparannya pun
Sofyan menjelskan bahwa pengembanagan dan pengimplementasian energi baru
terbarukan dalam suplai listrik nasional pun masih punya kendala lain. Salah satunya
yaitu tingkat resiko kegagalan yang sangat tinggi.

Dalam satu tempat PLTG misalnya,
dibutuhkan tiga titik pengeboran. Dimana dana yang dibutuhkan untuk satu titik
ekspolorasi geothermal memakan biaya 70 milyar rupiah. “Belum lagi tingkat
keberhasilnya hanya 50%,” jelas Sofyan.

Oleh karena itu, Sofyan
mengharapkan agar kelak pemerintah bisa memberikan jaminan pada sektor swasta
dalam pengembangan dan pengimplementasian energi  baru terbarukan seperti diatas. Sehingga semakin
banyak yang turut menjadi pelaku, perkembangan sector industry pun bisa
berjalan dengan lancar. Sofyan pun menambahkan bahwa peran pendidikan tinggi
adalag sebagai penelur gagasan-gagasn yang dalan diimplementasikan oleh
pihak-pihak yang terkait.

Perkenalkan Inovasi Teknologi DG Solar Sel

Menanggapi hal tersebut, maka
dalam sesi kedua, Ketua Jurusan Teknik ELektro, Prof Dr Ir Mohammad Ashari MEng
member paparan tentang peran pendidikan tinggi dalam menghadapi persoalan
renewable energi.

Ashari sepakat denan Sofyan bahwa
Pendidikan Tinggi memang bertugas untuk menentukan invensi-invensi. Sedangkan untuk
implementasinya, bagiannya sudah beralih pada instansi-instansi pemerintah
termasuk PT PLN Persero.

“Meski Pendidikan Tinggi hanya
sebagai invensi, tapi sangat perlu dukungan dari pemerintah,” kata Ashari. Misalnya,
ia melanjutkan, pemerintah memberikan rintisan kerjasama yang bisa memberikan
program beasiswa. “Sehingga orang-orang daerah yang ingin berkembang pun bisa
mengambil program beasiswa itu,” tambah Ashari.

Tak lupa, Asharipun lalu
menunjukkan salah satu bentuk invensi bebentuk topic yang dikerjakan di
Laboratorium Konservasi Energi Teknik Elektro ITS. Yaitu mengenai Digital
Genetator (DG), dimana DG ini adalah sebuah alat yang dipasangkan dengan
rangkaian sumber energi solar sel dan kemudian secara parallel dihubungkan
dengan sumbr listrik PLN. “Dengan DG, maka solar sel bisa mendapatkan daya
maksimum,” terang Ashari.

Seperti katanya tadi,
implementasi itu bukan pengimplementasi. Dalam paparannya, Ashari juga
menunjukkan gambaran perumahan masa depan yang semua atapnya tak lagi dihiasi
oleng genteng-genteng saja, tetapi setiap atap rumah memiliki solar sel.

Menariknya, dengan DG tersebut
masyarakat tak hanya bisa membeli listrik saja dari PLN. Akan tetapi di siang
hari masyarakat justru bisa memproduksi listrik sendiri dan menjual listrik
kepada PLN. “PLN senang karena terbantu dalam penyediaan energi listri, dan negara
pun senag,” paparnya didepan puluhan mahasiswa Pascasarjana yang hadir. (fz)

 

 

 

 

 

Berita Terkait