Dalam pengukuhan jabatan guru besar, dosen yang tergabung dalam Material Research Society Indonesia (MRS-Ina) itu membawakan orasi berjudul Pengembangan Material Maju dan Cerdas Serta Upaya Pengolahannya dari Sumber Alam Lokal. Dalam penelitiannya tersebut, Darminto berfokus pada material sekitar yang selama ini luput dari perhatian.
”Selama ini material hanya digali kemudian dijual dengan harga rendah. Padahal material tersebut berpotensi diolah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi,” ujar dosen yang telah mempublikasikan banyak jurnal internasional ini.
Darminto mencontohkan pasir besi sebagai salah satu material sekitar. Dalam pasir besi, sebenarnya terdapat kandungan besi magnet yang berpotensi sebagai bahan baku industri rumah tangga hingga bahan baku skala industri. Proses pemisahan besi magnet sendiri dilakukan melalui cara pemisahan sederhana menggunakan batang magnet.
Menurut Darminto, hal seperti itulah yang dapat dilakukan guna meningkatkan nilai ekonomis material sekitar yang selama ini pemanfaatannya masih belum maksimal.
Menilik riwayatnya ke belakang, Gubes ITS bidang zat mampat itu mengaku sangat tertarik dengan bidang material. Meski sebelum itu, Darminto juga sempat menekuni bidang elektronika. ”Saat ada tawaran proyek dari dosen di bidang material saya mau saja karena ingin menambah pengetahuan. Eh, lha kok tertarik sampai sekarang,” aku Darminto.
Sejak kecil, Darminto sudah menaruh minat besar pada bidang sains. Saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) misalnya, ia memiliki hobi mengkliping berbagai jenis pesawat tempur. Maklum saja, sekitar tahun 1969 saat itu tengah booming Pesawat Apolo 11.
Sedangkan saat Sekolah Menengah Pertama (SMP), pria yang pernah meraih penghargaan Dosen Teladan III Nasional tahun 1993 itu sering mempraktekkan sendiri pelajaran sains yang didapatnya. Membuat sistem refrigerator serta mikroskop sederhana adalah salah satu contohnya.
Ketika di Sekolah Menengah Atas (SMA) pun, dosen asal Tulungagung itu masih menaruh minat besar pada fisika. Meski dirinya mengaku sempat mengalami kesulitan pada pelajaran tersebut. Bahkan diantara beberapa pelajaran sains, nilai fisikanya terbilang paling jelek.
”Karena merasa penasaran, saya memutuskan melakukan studi lanjut di Jurusan Fisika,” ungkap ayah dua anak ini. Hal itu dibuktikan Darminto dengan memilih jurusan tersebut saat Proyek Perintis 2 atau sekarang setara jalur SNMPTN undangan tanpa tes. Proyek Perintis 2 saat itu merupakan jalur khusus memasuki IPB,UGM dan ITB. Sesuai keinginnya, Darminto berhasil diterima di ITB Jurusan Fisika.
Kini, Darminto yang sudah menyandang gelar Gubes hanya berkeinginan bisa menjalankan amanah tersebut dengan baik. Ke depan, ia berharap bisa berkontribusi lebih bagi ITS. ”Semoga dengan waktu yang terbatas, saya teta bisa memenuhi tugas-tugas yang diberikan,” pungkas Wakil Rektor Bidang IV ITS tersebut. (fi/hoe)
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas