ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
16 Juli 2011, 18:07

ICEEDM Hadirkan Pembicara dari Lima Benua

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

ICEEDM adalah konferensi internasional yang membahas tentang mitigasi bencana alam dengan tepat. Beberapa tahun terakhir Indonesia memang ditimpa beberapa peristiwa gempa bumi. Bahkan diantarnya sampai menyebabkan tsunami. Sebut saja gempa di Aceh, Jogjakarta, Tasikmalaya, Padang, dan Mentawai.

Konferensi yang sebelumnya diselengarakan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2008 ini rencannya akan menghadirkan sedikitnya 56 pembicara. Mereka datang mewakili beberapa negara dari lima benua. ”Terdapat 12 pembicara kunci, dan pemateri dari 44 abstraksi. Mereka berasal dari lima benua,” ujar Tavio PhD dalam konferensi pers yang dilangsungkan Jumat (15/7).

Salah satu pembicara yang akan hadir itu adalah James M Kelly dari University of California, Barkeley. Kelly adalah professor pencetus penggunaan damper foundation pada bangunan bertingkat sebagai salah satu upaya mereduksi dampak gempa. Selain itu, hadir pula Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Djoko Kirmanto.

Beberapa agenda yang cukup menarik juga telah dijadwalkan dalam pelaksanaan The 2nd ICEEDM. Sebut saja short course berupa workshop untuk masyarakat lokal. ”Kami akan menginformasikan pada masyarakat tentang desain bangunan rumah sederhana atau non-engineered building yang tahan gempa,” terang Tavio.

Selain itu, sosialisai peta gempa baru untuk wilayah Indonesia juga menjadi agenda yang ditunggu-tunggu. Dalam peta tersebut, terdapat sejumlah wilayah yang mengalami peningkatan beban gempa, termasuk Surabaya. ”Hal tersebut terjadi karena ada banyak patahan di walayah Surabaya yang dulunya tidak diperhatikan, namun saat ini ikut diperhitungkan,” ujar Dr Hidayat Soegihardjo, kepala jurusan Teknik Sipil ITS sekaligus ketua Steering Committee.

Konferensi ini diharapkan dapat menjadi sarana bertukar pikiran antara beberapa peneliti, praktisi internasional, serta kalangan birokrasi. Saat ini dapat dipastikan sekitar empat ratus orang akan hadir sebagai peserta konferensi. ”Jumlah itu masih bisa bertamabah,” pungkas Tavio. (ald/niv)

Berita Terkait