ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
15 Juli 2011, 13:07

Borong Juara, Tim Sapu Angin Gelar Konferensi Pers

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sekali lagi, ITS berhasil mempertahankan gelar juaranya di kompetisi internasional, Shell Eco Marathon  (SEM) Asia 2011 (7-9/7). Setelah tahun lalu Sapu Angin 2 berhasil menyabet juara pertama di kelas urban concept, pun begitu dengan tahun ini. Sapu Angin 4 berhasil mengukuhkan dirinya sebagai mobil paling irit kelas urban concept yang bisa menempuh jarak 150 km perliter.

Sesuai katagorinya, kelas urban concept mengedepankan mobil yang cocok sesuai dengan penduduk perkotaan. Baik dari bentuk desainnya, safety, termasuk sabuk pengaman dan jarak pandang pengemudi 180 derajat dan juga kaca spion. ”Pemenangnya adalah mobil yang bisa berjalan dengan jarak terjauh dan dengan bahan bakar paling sedikit,” kata Eko Hardianto.

Manager tim ITS dalam SEM Asia 2011 ini menyebutkan, Sapu Angin 4 menggunakan bahan bakar biodesel Fatty Acid Methyl Ester (FAME). FAME adalah bahan bakar biodiesel yang mempunyai irit dan ramah lingkungan. ”Dan membanggakan juga karena dengan FAME ini Sapu Angin juga menjadi juara 1 kelas alternative diesel fuel urban concept,” tambah Eko.

Namun bukan itu saja yang menjadi kunci keberhasilan Sapu Angin 4 di sirkuit Internasional Sepang Malaysia ini. Selain kesiapan mesin, rahasianya ada pada driver method mobil. ”Yang jelas nyetirnya tidak ngebut-ngebutan,” canda driver Sapu Angin 4, Hangga Dwi Perkasa.      

Ia menjelaskan, penyebab borosnya kendaraan adalah banyaknya akselerasi kecepatan engine. ”Jadi, saat race harus diminimalisir sesedikit mungkin akselerasinya,” tambah Hangga yang juga designer Sapu Angin 4 ini.

Tak hanya Sapu Angin 4 yang mebawa pulang kemenangan. Tapi juga dua mobil lain yang juga berlaga dalam SEM Asia 2011, Sapu Angin 3 dan Sapu Angin 5. Sama dengan Sapu Angin 4, Sapu Angin 3 juga berlaga dalam kelas Urban Concept, namun Sapu Angin 3 harus berpuas diri dengan hanya meraih Juara 3.

Perolehan efisiensi mobil berbahan bakar gasoline ini tak secemerlang Sapu Angin 4. Mobil berbobot 50 kg ini hanya mampu mengefisiensikan satu liter bahan bakarnya untuk menempuh jarak 113 km. ”Hanya selisih 4 km dari juara dua Cikal Nusantara yang nilainya 117 km perliter,” terang Eko.

Tak cukup itu, Sapu Angin 5 yang berlaga dalam kategori Prototipe pun meraih juara satu se-Indonesia dengan nilai pencapaian 353 km perliter. ”Dengan nilai tersebut, Sapu Angin 5 menduduki peringkat delapan se- Asia,” jelas Manager tim Sapu Angin 5, Agil Erbiansyah. Agil menambahkan ini karena mobil yang punya tiga roda itu sempat kehilangan satu race karena ada masalah kebocoran system.

Tropy, dan uang tunai senilai 1800 USD berhasil dibawa pulang tim Sapu Angin ITS atas sebetan juara yang diraih. Awalnya, dikatakan Eko, berlaga di SEM Asia bagi tim ini adalah mbonek saja. ”Motivasinya hanya ingin membawa pulang lagi tropi ke tanah air,” ungkapnya. Meski hadiah yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya ikut lomba yang mencapai 100 juta rupiah, EKo bersama tim sama sekali tidak kecewa. Bagi mereka membuahkan kebanggaan ITS dan Indonesia itu jauh lebih berarti. (fz/yud)

Berita Terkait