”Penyakit degenaratif adalah penyakit yang diturunkan secara genetik dan dapat muncul di usia muda atau produktif,” ujar dr Widianti MARS membuka kuliahnya. Penyakit degeneratif memang akan menjadi topik utama yang akan dibahas dalam kuliah tamu kali ini.
Dokter yang datang jauh dari Bandung ini kemudian menjelaskan tentang tingginya resiko mahasiswa menderita penyakit degenaratif. ”Mahasiswa yang tidurnya tidak teratur, makan sembarangan, intinya gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab mahasiswa menderita penyakit degenaratif,” jelas Widianti.
Widianti kemudian memaparkan penyakit apa saja yang tegolong sebagai penyakit degenaratif. Beberapa penyakit itu tentu sudah tak asing lagi ditelinga mahasiswa. Sebut saja stroke, hipertensi, diabetes, obesitas, jantung koroner, dan kanker. ”Semua itu dapat terjadi di usia muda,” tambahnya.
Lebih jauh Widianti kemudian mengajak mahasiswa mengenali satu per satu penyakit tersebut. Mulai dari penyebab hingga akibat dari masing-masing penyakit. Selain sejumlah penyakit tersebut, mahasiswa yang hadir juga dijelaskan tentang gangguan metabolisme lemak, dan sindroma metabolik yang juga termasuk penyakit degenaratif.
Setelah selesai menjelaskan tentang penyakit degenaratif, giliran upaya pencegahan yang kini diterangkan oleh Widianti. ”Penyakit itu dapat dicegah dengan merubah gaya hidup yang sehat dan berkualitas,” papar Widianti. Gaya hidup sehat yang dimaksud adalah mengatur pola makan seimbang, menghindari rokok, dan pengelolaan stress dengan benar.
Selain itu Widianti juga menambahkan bahwa olah raga dengan prinsip CRIPE juga dapat menjadi salah satu upaya pencegahan yang baik. ”Prinsip CRIPE adalah olah raga yang Continuous, Rhitmical, Interval, Progresif, dan Endurance,” ujarnya.
Fokus PLN dalam menjaga kesehatan mahasiswa D3 program kerjasama ini memang dapat dikatakan sangat baik. Kesehatan bahkan masuk kedalam salah satu penilaian dalam tahapan seleksi pada saat program penerimaan mahasiswa. Selain itu, secara berkala mahasiswa jurusan ini juga akan diperiksa, dan dipantau kondisi kesehatannya.
Hal tersebut dilakukan PLN karena kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung paling penting dalam operasional kerja. ”Misalnya sala kalau kesehatan tidak dijaga, di usia 40an yang seharusnya berada di puncak karir malah nanti menderita penyakit, dan itu kerap terjadi,” ujarnya
Sedangkan di tubuh PLN sendiri kini tengah dilakukan beberapa upaya yang akan lebih memprioritaskan kesehatan. Misalnya saja aturan bagi pegawai untuk dilarang merokok di tempat kerja. Bahkan saat ini direksi PLN sudah mulai diharuskan memenuhi syarat ukuran pinggang tertentu. “Pak Dahlan Dirut PLN saja perutnya nggak besar, jadi pegawainya harus mencontoh gaya hidup sehat seperi itu,†pungkas Widianti. (ald/yud)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan