Muhammad Khumaidi, mahasiswa angkatan 2006 pencetus ide Elboo ini menerangkan, bahwa desain karyanya terinspirasi dari keinginannya untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan.
Bambu yang digunakan adalah jenis apus dan tali karena sifatnya yang cepat tumbuh dan banyak ditemui di Indonesia. "Butuh sekitar 5 tahun agar bambu dapat dipanen," jelas pria yang akrab disapa Khumaidi saat ditemui detiksurabaya.com di lokasi pameran.
Teknik pembuatan Elboo juga cukup sederhana. Bambu dipotong memanjang beberapa buah, kemudian dibentuk sesuai yang dibutuhkan dan disatukan dengan teknik perekatan secara tekan.
"Setelah bentuknya selesai, baru dimasukkan komponen elektroniknya" imbuhnya.
Elboo sendiri tidak mempunyai fungsi kontrol jarak jauh, perlu memencet tombol secara langsung untuk mengganti channel atau mengubah volume suara. Karena bahan bakunya bambu, Elboo membutuhkan perawatan yang lebih daripada TV atau radio biasa.
"Bambu perlu perawatan lebih untuk menghindari jamur, harus dibersihkan secara teratur dengan kain supaya mencegah kelembaban berlebih pada serat bambu," tutur mahasiswa asal Surabaya ini.
Meskipun masih belum dipasarkan, Khumaidi mengaku bahwa peminat dari produknya sudah cukup banyak. "Setelah tugas akhir ini selesai, baru saya akan coba untuk lebih serius memasarkannya," tutup Khumaidi.
(fat/fat)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sukses memecahkan dua rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI)
Kampus ITS, ITS News – Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan pemetaan dan digitalisasi data spasial di
Pasuruan, ITS News – Upaya memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat desa terus dilakukan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui kegiatan
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah