Berangkat dari keprihatinan terhadap lesunya Usaha Kecil Menengah (UKM) di bidang kerajinan bambu, komet kemudian memunculkan ide untuk mengaplikasikan bambu pada peralatan elektronik. ”Saya prihatin melihat UKM kerajinan bambu di Indonesia yang masih belum mampu bersaing global, selama ini yang menguasai bambu hanya China, dan Vietnam,” ujar Komet, sapaan akrab Muhammad Kumaidi.
Komet juga menambahkan bahwa sebenarnya Indonesia punya potensi yang sangat besar untuk mengembangkan bambu. ”Indonesia punya resource bambu yang banyak, tapi sayangnya hingga saat ini bambu hanya dimanfaatkan untuk peralatan dapur atau handycraft saja,” tambahnya.
Oleh karena itu, Komet kemudian melakukan penelitian lebih lanjut. Selama enam bulan ia mendatangi beberapa kota untuk mencari tahu bagaimana teknik pengerjaan bambu agar dapat diaplikasikan ke peralatan elektronik. ”Selama riset saya mengunjungi beberapa kota mulai dari Magetan, Jogja, Temanggung, hingga Bandung, dan Tasikmalaya,” jelas pria kelahiran Surabaya 30 September 1986 ini.
Bambu sebagai material yang ramah lingkungan, akhirnya dimanfaatkan Komet untuk menggantikan bahan sintetis pada casing peralatan elektronik. Penelitian yang kemudian dijadikan tugas akhir ini pun berhasil dilanjutkan pada proses produksi.
Selama dua bulan, Komet akhirnya berhasil memproduksi satu televisi, dan satu radio. ”Saya menggunakan rakitan televisi dan radio yang sudah jadi, kemudian saya melakukan beberapa modivikasi,” katanya.
Televisi, dan radio yang dibuat Komet diberi nama Electronic Bamboo (Elboo). Seluruh bahan pada casingnya berasal dari bambu, dan material alam lainnya. ”Anyaman batik ini dari Magetan, kayu kelapanya dari Jepara, sedangkan pelat bambunya dari Jogja,” jelas Komet sambil menunjuk satu-persatu bagian pada casing televisinya.
Komet mengaku bahwa bagian tersulit dalam pengerjaan Elboo ini adalah pada laminasi pelat dan bending (pelengkungan) bambu. ”Untuk laminasinya saya harus belajar dengan Profesor Morisco dari UGM, sedangkan bending bambu saya belajar dengan pengrajin dari Cicalengka,” aku Komet yang pada Desember 2010 lalu mendapat Golden Price dari Indonesian Rattan Furniture Design Award.
Komet yang pada januari lalu juga meraih Juara Favorit pada Lomba Desain Angklung oleh Bank Mandiri ini berharap karya tugas akhirnya nanti dapat diproduksi secara massal. ”Saya ingin memproduksi secara massal dengan market hingga ke manca negara, semoga ini dapat menggerakkan UKM kerajinan bambu di Indonesia,”pungkasnya. (ald/yud)
Kampus ITS, ITS News —Menghabiskan waktu selama lima tahun sebagai Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) benar-benar memberikan kenangan
Kampus ITS, ITS News – Mengukuhkan tekad di bidang keilmiahan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menempati posisi terbanyak kedua perguruan
Kampus ITS, ITS News – Gelaran Wisuda ke-129 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi momen wisuda terakhir yang dipimpin
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus galakan kepeduliannya kepada masyarakat. Melalui Bhakti Ramadhan Semeru