Tak kurang sekitar tiga puluh mahasiswa hadir dalam Workshop Open Street Map yang digelar langsung oleh official Official Street Map dan bekerja sama dengan BNBP Senin (27/6). Dalam acara tersebut, mereka diberi pelatihan soal bagaimana menggunakan aplikasi Open Street Map yang sudah mulai dikembangkan sejak 2005 silam.
"Sangat mudah menggunakan program Open Street Map ini. Selain untuk pemetaan, juga dapat menggunakan peta sesuai fungsi yang diinginkan," papar Jeff Haack. Trainer khusus yang langsung didatangkan dari AS ini dengan sabar menunjukkan seluk beluk Open Street Map yang memang belum begitu marak di Indonesia ini.
Hampir sama dengan program Google Map, Open Street Map juga menyediakan pemetaan suatu wilayah. Bedanya, dengan Open Street Map, pengguna bisa ikut serta dalam memetakan wilayah mereka masing-masing.
Misalnya, seorang pengguna ingin ikut dalam memetakan wilayahnya sekitarnya. Dia tinggal mengunduh peta daerahnya menlaui Walking Paper dan mengeditnya melalui software bernama JOSM.
"Setelah diunduh, pengguna bisa mengedit petanya, dengan menamai satu daerah, atau bangunan tertentu lengkap dengan karakteristik atributnya," tambah Jeff. Kemudia hasil editan tersebut diunggah lagi ke server Open Street Map untuk menjadi tambahan pada peta yang ada sebelumnya.
Karena fokusan Open Street Map di Indonesia bergerak dalam bidang bencana alam, maka dalam pelatihan singkat selama empat jam tersebut, peseta workshop diajak untuk mengidentifikasi wilayah Surabaya dengan memberi editing karakteristik bangunan, seperti jenis struktur bangunannya, jenis dindingnya, jenis atapnya, dan jumlah lantainya untuk semua gedung yang diidentifikasi.
"Semakin lengkap akan semakin membantu badan pemerintah terkait yang bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana," tambah Jeff. Sehingga, Jeff melanjutkan, ketika ada ancaman bencana gempa bumi, kelak pengambil keputusan seperti BMG dapat memutuskan penanggulangan yang baik sedini mungkin karena sudah ada data dengan ancaman bencana tertentu. Kemudian tentang bagaimna penanggulangannya terkait dengan karakteristik suatu bangunan tertentu pada daerah tertentu melalui Open Street Map tersebut.
Selain di ITS, Open Street Map juga mengadakan road show di empat universitas lain, yaitu UI, UGM, ITB dan Universitas Andalas Padang untuk mensosialisasikan Open Street Map ini. Selain itu juga terkait dengan lomba yang diadakan oleh Open Street Map yang berhadiah beasiswa ke luar negeri senilai 22 juta rupiah.
"Semakin banyak yang ikut memetakan, semakin lengkap data yang terangkum," pungkas Jeff yang berharap kelak bisa terbentuk komunitas Open Street Map di Indonesia menyusul jejak 30 ribu volunteer Open Street Map lain yang saat ini tersebar diseluruh dunia. (fz/bah)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,