”Kesehatan seseorang akan sebanding dengan ketakwaannya,” ujar Prof Drs H Moh Sholeh M Pd, PNI selaku pembicara dalam acara ini. Pria asal Kediri itu lalu menceritakan bahwa pernah dilakukan sebuh penelitian tentang perbedaan seseorang dilihat dari darahnya ketika belum melaksanakan shalat tahajud dan sesudahnya.

Kemudian pria yang juga lulusan S3 Fakutas Kedokteran UNAIR ini mengatakan bahwa dalam pelatihan ini dilakukan secara bertahap. Dimulai dari mengenal diri sendiri. ”Kalau kita ingin mengenal Allah, maka kenalilah diri sendiri,” ujar Sholeh.

Kemudian dalam training ini diperlukan keimanan kepada Al Qur’an dan Hadits. Karena menurutnya, semua yang akan dijelaskan berdasarkan dari keduanya. ”Kalau kita percaya pada Plato, Aristoteles, dan Socrates yang lahir 4 abada sebelum masehi, kenapa kita tidak percaya pada Rasulullah yang lahirnya 14 abad yang lalu?,” ungkap Sholeh meyakinkan peserta.

Menurut Sholeh, agar dapat menikmati bertahajud, menyendiri bersama Sang Khalik membutuhkan proses. Tidak bisa langsung secara instan. Perlu dilakukan shalat tahajud yang terus menerus dan kontiyu. Dengan demikian, akan timbul suatu kenikmatan tersendiri dalam melaksanakannya.

Penjelasan Sholeh mengundang minat bertanya dari beberapa peserta. Sukinah, staff PPNS bertanya bagaimana cara agar dapat istiqomah. Lantas Sholeh menjawab perlu adanya pengganti . ”Kalau kita tidak melakukan shalat Tahajud, kita lakukan shalat Dhuha besok harinya sebnayak 12 rakaat. Biar ada efek jera akibat meninggalkan Tahajjud,” papar pemilik Rumah Sehat Avicena dari Kediri ini.

Ditemui secara terpisah, Suryani, sie acara kegiatan ini mengatakan bahwa dengan kegiatan ini, diharapkan dapat menambahkan keimanan orang-orang melalui shalat tahajud. Acara tidak hanya berlangsung selama satu hari dan teori saja. Namun juga akan diadakan Malam Bina Takwa (Mabit) yang para peserta akan menginap di Gedung Direktorat PPNS ITS lantai 3. Setelah itu, tengah malamnya akan diadakan praktek shalat tahajud bersama. (nir/yud)