Kegiatan yang digawangi Yunitika Trisiana, Ersalina Werda M, Nurul Azizah, Riska Amanda, dan Eka Meida Sani ini, termasuk salah satu Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) yang didanai Dikti.
Secara khusus, mereka ingin mendekatkan anak-anak dengan keadaan gempa yang seringkali menimbulkan korban berjatuhan dari kalangan anak-anak sendiri. Tak pelak, kejadian semacam ini memang membutuhkan kesigapan lebih. ”Sigap itu harus dimulai sejak masih usia dini,” tutur Yuni.
Kali ini, target mereka adalah siswa kelas VII SMP19 Surabaya. Pada usia ini, dinilai tepat untuk mendalami materi terkait mitigasi. Alhasil, sistem pendidikan mitigasi yang diberikan langsung disambut antusias oleh siswa dan guru. ”Pertama, kami beri pengenalan tentang gempa,” jelas mahasiswi angkatan 2007 tersebut.
Lebih lanjut, ia memaparkan mengenai metode pengenalan materi.Yakni, melalui komik dan pemutaran video. Untuk metode lewat komik, siswa terlebih dahulu diberikan materi tentang mitigasi gempa melalui presentasi. ”Kami ingin memberikan awalan dahulu,” ungkap Yuni. Usai penjelasan tentang gempa diberikan, baru siswa diajak membaca komik bersama-sama.
Sedangkan untuk video, tim Yuni beranggapan metode ini sebagai salah satu cara komunikatif. Sebab, pemutaran video merupakan bentuk simulasi pasif terkait pemahaman materi gempa. ”Kami juga memberikan pre test dan post test untuk menguji pemahaman siswa,” ujar Yuni lagi.
Tak hanya materi mitigasi gempa yang diberikan, tim Yuni juga turut memaparkan mitigasi banjir pada pertemuan selanjutnya. Metode yang diberikan pun serupa dengan pengenalan mitigasi gempa. ”Jadi, ada dua serial komik,” jelasnya.
Selain itu, tim Yuni juga menggelar acara puncak dari pendidikan mitigasi ini, yakni Disaster Mitigation Expo. Acara ini pun dikemas apik berupa pameran komik dan cerpen karya siswa SMP 19 Surabaya. ”Semua bertemakan mitigasi bencana alam,” paparnya. Lomba cerdas cermat pun tak luput dihelat dalam acara ini. Semua siswa diuji pengetahuannya mengenai mitigasi bencana alam.
Diantara sekian banyak kegiatan, hal lain yang tak kalah penting adalah keberlanjutan pendidikan mitigasi ini. Yuni memaparkan, timnya telah melakukan pemilihan duta mitigasi. Bahkan, mereka telah membantu pembentukan klub mitigasi yang akan dijadikan sebagai salah satu ekstrakurikuler di sekolah.
”Semoga sekolah ini bisa menjadi percontohan sebagai sekolah yang sigap bencana,” harap Yuni. Timnya juga berkeinginan agar sekolah ini mampu menularkan materi yang telah diberikan pada lingkungan sekitar. (esy/hoe)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung