ITS News

Minggu, 21 Desember 2025
29 Mei 2011, 11:05

Bila Anak Difabel Gelar Konser Bersama

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Rizky Nurilawati, misalnya. Gadis tinggi berkerudung dari Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) di Gebang ini memukau para peserta acara. Bila saja ia tak terlihat di depan ruang, orang mungkin tak bisa membayangkan keadaan fisiknya.

Ia memang tak bisa melihat, tapi suaranya sempurna. Hadirin terpukau dengan The Greatest Love of All yang dinyanyikannya. Apalagi, diiringi dengan permainan keyboardnya yang tak kalah hebat.

Penampilan sejumlah murid luar biasa lainnya tak kalah apiknya. Hanya ada dua emosi yang melingkupi peserta dalam ruangan tersebut; bahagia atau terharu. Pada intinya, anak-anak ini semua mampu menunjukkan kelebihan yang selama ini mungkin tak nampak karena segelintir ketidakmampuan mereka.

Tapi, kehebatan yang paling mendasar memang terletak pada konsep acara. Yaitu, dengan kepanitiaan yang juga terdiri dari murid-murid luar biasa. Yakni, dari SMA LB Karya Mulia di Ketintang.

”Sebelumnya, kami memberikan mereka pelatihan mengenai kepanitiaan,” ungkap pemimpin tim PKMM ini, Tri Chusniyatul Maromy. Mahasiswi Statistika angkatan 2009 ini mengatakan, bentuk pelatihan berupa semacam LKMM TD. Namun tentu saja telah disesuaikan dengan kemampuan para murid tuna rungu dan tuna wicara tersebut.

Melatih anak-anak ini memang tidak mudah. Meskipun telah dibantu oleh beberapa guru lainnya, namun para penyelenggara PKM ini tetap harus jeli. ”Kami harus berbicara dengan pelan agar murid-murid SMA LB tersebut dapat membaca gerakan bibir,” ungkap Romy.(lis/yud)

Berita Terkait