ITS News

Rabu, 26 November 2025
29 Mei 2011, 11:05

Berantas Menyontek dengan Online Quiz

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Dikti 2010 menjadi awal dari Grandys Frieska Prassida, Yulia Sulistyaningsih, Mohamad Diaz Permana, Achmad Fuad, dan Febri Ari Wicaksono untuk merealisasikan ide ini. Ide awal dari program ini tercetus karena melihat makin menjamur dan maraknya kasus-kasus menyontek di kalangan siswa. "Saat itu kami mencoba untuk mencari solusi, minimal mengurangi budaya menyontek di kalangan siswa dengan menggunakan latar belakang bidang ilmu yang kami punya," ujar Grandys Frieska Prassida, ketua program ini.

Inovasi yang ditawarkan mereka tawarkan adalah penggunaan Online Quiz sebagai pengganti ujian harian siswa. "Pada saat ujian harian, para siswa dapat mengakses soal yang sudah disediakan di E-learning secara bersama-sama dalam kurun waktu tertentu sesuai kurun waktu ujian harian yang disediakan. Terlebih, soal yang ditampilkan pada masing-masing komputer tidak sama karena menggunakan sistem random," jelas Grandys.

Grandys menambahkan, sebenarnya target dari pelaksanaan program ini adalah sekolah-sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) di Surabaya, yaitu SMA Negeri 2 Surabaya, SMA Negeri 5 Surabaya, dan SMA Negeri 15 Surabaya. ”Namun, pada kenyatannya hanya SMA 2 yang dapat kami jadikan mitra kerjasama,” tutur mahasiswa yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi (HMSI) ini.

Ditanya mengenai proses pembuatan dan pemasangan sistem E-learning dan Online Quiz ini, Grandys menjelaskan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam menjalankan program ini. Hal ini dikarenakan sistem E-learning sebenarnya sudah dimiliki oleh sekolah-sekolah hasil pemberian dari Dikti namun pada kenyataannya masih jarang digunakan atau bahkan diketahui baik oleh guru maupun siswa. "Kami hanya tinggal melakukan pengaturan sedikit terhadap sistem E-learning yang ada terutama pada bagian Online Quiz-nya karena itulah yang menjadi fokus kami dalam program ini," ungkap mahasiswa asal Surabaya ini.

Abdul Hafid, salah satu siswa yang juga menjadi peserta pelatihan mengaku senang dengan adanya program seperti ini. "Inovasi seperti ini ternyata bisa juga diaplikasikan di dunia pendidikan, kalau bisa pelatihan seperti ini bisa dilanjutkan kembali karena siswa-siswa pun kebanyakan belum terlalu memahami apa itu Online Quiz," ujar siswa kelas X 9 ini.

Marchya, salah seorang siswa juga sangat mengapresiasi adanya sistem pembelajaran dan pelatihan semacam ini. "Saya cukup terkesan dengan adanya software Online Quiz seperti ini, dan saya yakin jika sistem ini dimatangkan benar-benar dapat memberantas budaya menyontek di kalangan siswa," tambahnya.

Pelatihan ini sebenarnya merupakan kali kedua dalam pelaksanannya. "Sebelumnya, kami telah melakukan pelatihan serupa namun kepada guru-guru di SMA 2. Alhamdulillah, respon yang diberikan sangat baik“, tutur gadis berjilbab ini. Selain itu Grandys dan timnya berharap, dengan adanya sistem pembelajaran semacam ini budaya menyontek dapat terus diberantas di kalangan siswa sekolah. “Semua ini untuk dunia pendidikan Indonesia yang lebih baik," pungkasnya. (*/yud)

Berita Terkait