Ide tersebut datang dari Zia Ardhi. Bersama empat anggota PKMM lain yakni dari Ida Ayu Sevita, Ida Bagus Gede , Lucky, dan Eko Prasetyo, ia menyoroti pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
Sebab, setiap tahun, sekitar 880 ribu anak Indonesia berpotensi menderita buta aksara. Jumlah tersebut berasal dari 300 ribu anak dari daerah terpencil. Sedang, 580 ribu justru berasal dari anak-anak putus sekolah. ‘’Padahal kita tahu, membaca dan menulis itu pondasi penting pendidikan,’’ tutur mahasiswa yang kerap disapa Zia ini.
Secara khusus, tim Zia memberikan perhatian lebih bagi anak jalanan terutama pengamen jalanan. Target ini pun dipilih bukan tanpa alasan. Pasalnya, kebanyakan anak-anak putus sekolah beralih profesi sebagai pengamen jalanan. ‘’Melihat profesi mereka, kita melakukan pembelajaran lewat lirik lagu,’’ jelas Zia lagi.
Dalam kegiatan BBB ini, sekitar 15 peserta berasal dari Dinas Sosial dan lima anak berasal dari pengamen jalanan. Sebelum memulai pembelajaran, tim Zia memutarkan lagu-lagu yang biasa dihafal para pengamen jalanan. Sehingga, anak-anak tertarik untuk belajar.
Pada pertemuan awal, mereka langsung diajak belajar mengenai alfabet. Metode pembelajarannya pun terbilang unik. Yakni, lewat lagu Mari Membaca karya tim sendiri. ‘’Kami buat lagu yang simple saja,’’ terangnya sembari tersenyum.
Selanjutnya, tim Zia mengenalkan kalimat langsung. Metode pengenalannya pun melalui lirik lagu-lagu yang populer di kalangan anak-anak. Misalnya saja, lagu Dongeng milik Wayang dan lagu Pesawatku yang dinyanyikan Memes.
Di akhir kegiatan, lanjut Zia, timnya menggelar acara yang bertajuk BBB in Action. Jenis kegiatannya antara lain adalah pertunjukan opret jalanan. Event ini merupakan bentuk aplikasi membaca anak-anak dengan tema diambil langsung dari buku ajar song lyric method.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga berkutat pada pembuatan music basecamp. ‘’Kami ingin membantu mereka menambah perbendaharaan lagu,’’ tambah Zia. Dimana nantinya, akan dibuat ruang kecil yang berisi radio, kumpulan VCD lagu, lirik dan chord gitar.
Serta tak lupa, karaoke competition dijadikan penutup manis bagi kegiatan ini. Kompetsi bernyanyi ini tetap disesuaikan dengan buku ajar song lyric method. ‘’Kami juga akan bekerjasama dengan media Suara Surabaya,’’ ungkap mahasiswa angkatan 2007 tersebut. Sehingga, diharapkan dapat dibangun sebuah rumah pintar di sekitar rel kereta api demi kesinambungan program. (esy/bah)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,