Mengusung tema Pengembangan Transportasi Jawa Timur dalam Upaya Perkembangan Ekonomi, seminar ini menghadirkan Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Provinsi Jawa Timur Ir Wahid Wahyudi MT dan pakar transportasi nasional Ir Achmad Wicaksono M Eng PhD.

Achmad Wicaksono yang didaulat sebagai pembicara pertama menyampaikan materi Arah Pengembangan Transportasi Mendukung Perkembangan Ekonomi Jawa Timur. Achmad mengungkapkan, masalah utama transportasi di Jawa Timur yakni adanya kesenjangan infrastruktur maupun kepadatan lalu lintas antara perkotaan dengan pedesaan. "Kita bisa lihat, di kota besar seperti Surabaya hampir setiap hari macet dan begitu banyak kendaraan yang melintas di jalan raya, namun bandingkan dengan daerah pedesaan, masih terlihat jarang, bahkan sepi kendaraan," ungkap dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ini.

Achmad menambahkan, kesenjangan transportasi ini menjadi salah satu penyebab salah satu kesenjangan perekonomian di Jawa Timur. "Di kota, distribusi barang antara produsen dan konsumen mudah, nah kalau di desa biasanya masalah yang dihadapi ya jalan yang rusak, jauh dan minim angkutan umum," ujar pria asal Malang ini. Dirinya juga menawarkan beberapa alternatif pengembangan sistem transportasi yang diadopsi dari negara lain sebagai solusi untuk mengatasi masalah kemacetan kota dan pemerataan transportasi.

Pada kesempatan selanjutnya, Wahid Wahyudi menjelaskan materi mengenai Kebijakan Pembangunan Transportasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur. Dalam paparannya, Wahid memberikan wacana mengenai rencana pengembangan transportasi dalam bentuk memperluas jaringan jalan, membangun jalan tol, serta pembenahan terminal, stasiun dan bandara di Jawa Timur. Tak luput, juga relokasi jalur kereta api akibat semburan lumpur panas Sidoarjo di daerah Porong.

Acara seminar ini dihadiri oleh beberapa undangan dari Dinas Perhubungan Jawa Timur, pakar transportasi di Jawa Timur. Selain itu, juga dihadiri mahasiswa Teknik Sipil dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Universitas Bhayangkara Surabaya, UPN Surabaya, ITATS, serta Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia (FKMTSI). (ton/bah)