Ternyata, mahasiswa ITS kembali beraksi dengan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK). Bertajuk launching Piring Makan Balita Kreatif Eatplate Crystall Bottom, mahasiswa ITS tersebut mengadakan serangkaian kegiatan yang diawali dengan lomba makan sandwich untuk kelas play group. Dilanjutkan dengan lomba menggambar untuk TK B, lomba mewarnai untuk TK A, serta sosialisasi produk kepada orangtua murid.
Keempatnya adalah Okta Putra, Meidiar Eka, Romanria Violina, serta Rifandi Septiawan Nugroho. Mereka adalah mahasiswa kreatif, pencetus piring makan balita kreatif tersebut. Ketiga nama pertama merupakan mahasiswa Desain Produk Industri angkatan 2008, sedangkan Rifandi adalah mahasiswa Arsitektur angkatan 2010. ”Saya dan Vio adalah bagian mendesain, sedangkan Eka bagian survei dan Fandi bagian Pemasaran,” ujar Okta, ketua tim ini.
Piring makan yang didesain khusus untuk balita dan orangtuanya tersebut merupakan sebuah piring yang didesain dengan unik, aman untuk anak dan orangtua, serta memiliki sisi edukatif. Tersedia dalam empat warna, pink, biru, orens, dan hijau tosca. Piring makan tersebut sangat aman untuk anak karena dibuat dari bahan yang telah lolos uji laboratorium, yaitu dari akrilik dan plastik P5.
Varian yang mereka promosikan di TK Sepuluh Nopember ini adalah Crystal Bottom. Mereka menyebutnya Crystal Bottom karena piring tersebut transparan plastiknya, sehingga kartu edukatifnya bisa terlihat. Kartu edukatif itu dapat dimasukkan ke dalam piring, dapat diberi warna oleh sang anak, serta dapat dijadikan media pembelajaran bagi anak usia play group atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari umur tiga tahun hingga TK Nol Besar.
Sedangkan pada seri Toddler, dalam setiap kartunya terdapat angka, huruf, dan benda-benda sekitar mereka. Seperti hewan, buah, serta tokoh yang menjadi maskot, yaitu Ipi, Pinkan, kucing dan ikan. Di lain kartu, terdapat pula bagian untuk mewarnai. Ada pula seri Gatotkaca serta seri mewarnai benda berbahasa Inggris. ”Anak kecil otaknya sangat cepat berkembang. Terbukti, mereka tadi dengan cepatnya merespon penjelasan kami,” ujar Vio senang.
Gagasan ini sebenarnya berawal dari sebuah masalah, yaitu desain yang susah untuk balita dan manula. Masalah kurang gizi di Indonesia kebanyakan disebabkan balita yang susah makan serta kesalahan pola makan. Untuk itu Vio dan kawan-kawan bergerak untuk menciptakan piring edukatif.
Vio dan kawan-kawan dengan sigap melakukan survei piring-piring di pasaran. Ternyata, piring makan dan lunch box yang sudah food grade harganya cukup mahal, sekitar Rp 189 ribu.
Di dalam set produk mereka terdapat piring makan, bonus sendok dan garpu, serta keterangan cara pemakaian produk. Ukuran piring ini disesuaikan ergonomi tangan manusia dewasa, yaitu dalam hal ini yang biasa menyuapi adalah sang ibu.
”Walaupun sekarang sudah fix desainnya, prototype kami dulu sempat empat kali mengalami kegagalan karena catnya berbahaya,” papar Vio.
Keistimewaan produk ini juga pada hal pemanfaatan materialnya. Kayu multipleks didaur ulang dari perusahaan pembuatan furnitur. Sedangkan penggunaan akrilik berwarna hitam agar anak-anak terfokus pada gambarnya. Piring makan edukatif ini dijual seharga Rp 72.500.
Setelah produk seri Crystall Botom ini terjual sekitar 100 buah, nantinya akan diluncurkan varian kedua, yaitu lunch box. Hal itu menjadi pertimbangan mereka, karena lunch box lebih mudah dipindahkan. Di bagian tutupnya rencananya akan terdapat puzzle. Desainnya sendiri akan dibuat berbeda dari seri pertama. ‘Tujuan dari penggantian desain adalah supaya tidak bosan serta menghindari plagiarisme,” tambah Okta.
Dalam waktu dekat, mereka akan melakukan launching piring makan seri do’a di TK Hidayatullah Surabaya. PKMK mereka pun telah dipesan empat orang dari Surabaya, dijadikan sponsor sebuah majalah di Bali, dan dipesan oleh sebuah perusahaan alat-alat rumah tangga di Jakarta. Tak lupa, mereka pun menyosialisasikannya dari mulut ke mulut. Total, sudah sekitar 80 persen dari produk mereka terjual.
”Dalam waktu dekat kami akan sosialisasi melalui dunia maya. Kami belum memikirkan paten, karena masih berkonsentrasi dalam hal pemasaran produk,” pungkas Okta. (ers/hoe)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan