Inovasi penggunaan argometer ini adalah wujud kepedulian mahasiswa ITS terhadap pendapatan tukang becak yang tidak menentu dan tidak terukur. "Untuk itulah, kehadiran becak berargometer ini menjadi daya tarik sendiri pagi pelanggan serta juga bisa diukur penghasilan perkilometernya," tutur Achmad Dwiana Chandra, ketua tim pelaksana program ini.
Selain Chandra, turut serta dalam anggota tim pelaksana yakni Setiya Hadi, Junaidi, Rendra Syam dan Ahmad Rizky. Kelima mahasiswa jurusan Teknik Fisika ini merupakan tim yang berhasil mendapatkan dana PKM bidang pengabdian masyarakat dari Dikti.
Diakui Chandra, ide argometer ini berawal dari tugas kuliah berupa Final Project yang dikerjakan. "Tugas saya waktu itu membuat sensor kecepatan, dari itulah saya berpikir untuk diterapkan di becak menggunakan sistem perputaran roda becak," jelas mahasiswa asal Lamongan ini. Dari itulah, Chandra menulis proposal PKM yang akhirnya didanai.
Selang sehari setelah launching, Kepala Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Kopindag) Lamongan, Drs Mursyid MM menerima bantuan berupa argometer Senin (16/5) pagi. "Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Lamongan berterima kasih kepada ITS, semoga ke depan kerjasama ini bisa membuahkan hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat," ungkap Mursyid saat sambutannya. Dirinya berharap, dengan program ini becak bisa mendapatkan legalitas sebagai angkutan transportasi.
Muslikan, salah satu tukang becak yang mendapat argometer ini menyambut senang bantuan dari mahasiswa ITS ini. "Ya, mudah-mudahan saja masyarakat mau naik becak saya lagi karena sudah ada harga perkilometer," ungkap Muslikan tersenyum.
Tak hanya para tukang becak yang berbahagia, masyarakat pun berduyun-duyun ingin merasakan naik becak yang bisa dilihat harganya layaknya naik taksi. "Kemarin diprogram, 1 km itu Rp 3000, namun nanti bisa disetting ulang sesuai kesepakatan paguyuban becak Ikateman di Lamongan ini," jelas Chandra.
Kabiro Infrastruktur Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika ini berharap, argometer pada becak ini bisa dikembangkan secara luas di daerah Lamongan maupun kota-kota lain. Meski dinilai prospektif, Chandra tidak berkeinginan untuk menjual argometer ini secara komersil. "Ini kan pengabdian masyarakat, ya kami ingin murni benar-benar membantu masyarakat," ujar Chandra. (ton/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung