Sekitar 28 foto ditata apik dekat pintu keluar Graha ITS. Hasil jepretan khas mahasiswa tersebut terlihat mampu menarik animo pengunjung untuk mengamati. Dari sudut kiri, foto karya Chrisnata Gita Prasandy menggambarkan kehidupan yang tak tertinggal zaman. Dalam foto, tampak seorang kakek yang mengamati laptop. Serupa dengan karya tersebut, Gangsar Fajar pun menunjukkan foto kamera ajaib.

Lain lagi dengan karya Heri Purnomo. Ia seolah menggambarkan teknologi robot untuk kebutusah masa depan. Sedangkan Khoirul Anwar Asy’hari memperlihatkan kesibukan robot pada pekerjaan rumah tangga, seperti menyapu ruangan. ”Robot ini seperti namanya, inem. Karya yang bagus,” ungkap Wildan Habib, salah satu pengunjung itui kagum.

Ia pun turut memberi apresiasi pada karya-karya yang mengulas benda-benda unik. Dimana hal tersebut jarang ada dalam benak setiap orang ketika menyebut kata teknologi. ”Foto kicir-kicir karya Hadiyan dan mesin gula-gula karya Indoprasto juga menggambarkan teknologi yang jarang dilirik,” tambah mahasiswa jurusan Teknik Kimia ini.

Tak hanya itu, ada pula jepretan lain mengenai beberapa jenis teknologi. Mulai dari teknologi penahan erosi pelabuhan lamongan, permainan gamelan, teknologi konstruksi Indonesia, lampu minyak tanah hingga struktur jembatan kuat nan kokoh.

Namun, Septy lebih menginginkan ada sentuhan berbeda dengan tema pameran. Pengunjung dari jurusan Kimia ini memang lebih senang ketika pameran lebih mengambil sudut pandang masyarakat. ”Tidak ada yang mengambil foto teknologi yang dikembangkan masyarakat kecil,” ungkap mahasiswa ankatan 09 tersebut.

Selain karya berbasis teknologi, masing-masing peserta pameran fotografi juga menampilkan karya lain seputar acara PIMITS. Ada yang menggambarkan warna-warni stan jurusan dengan tema negara di dunia. Tak sedikit pula yang menyoroti pembukaan serta kebersamaan di PIMITS. Dan, ada pula yang nyaman menunjukkan gebyar PIMITS versi hitam putih.

Mercyano Febrianda selaku ketua panitia pameran fotografi ini menuturkan, jumlah peserta pameran ini terhitung lebih sedikit bila dibanding tahun lalu. ”Sekarang hanya 14 peserta,” ujar pria yang kerap disapa Mercyano. Mahasiswa jurusan Teknik Sipil ini menyadari, akhir-akhir ini memang banyak acara terkait fotografi. Ia hanya berharap, jumlah peserta pameran fotografi di PIMITS tahun depan lebih banyak lagi. (esy/yud)