ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
05 Mei 2011, 15:05

Ady, Kembalikan Ruh Kota Pahlawan Lewat Roode Brug

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Roode Brug, itulah nama usaha yang dipilih keduanya. Roode Brug sendiri berasal dari Bahasa Belanda yang berarti jembatan merah. Saat ditanya alasan memilih nama tersebut, Ady mengatakan bahwa Jembatan Merah adalah ikon kota Surabaya pada zaman dulu. ”Jauh sebelum ada Tunjungan, Jembatan Merah sudah menjadi ciri khas Surabaya,” ujar lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini.

Ady melanjutkan, Roode Brug yang saat ini outlet-nya berlokasi di Jalan Pucang Anom Timur 70 Surabaya tersebut, selain berorientasi bisnis juga mengusung misi edukasi. ”Karena itulah semua produk yang dijual bertemakan sejarah Surabaya,” terang Ady.

Resmi dibuka Maret lalu, outlet tersebut menjual berbagai produk antara lain berupa kaos berdesain perjuangan arek-arek Suroboyo, Bung Tomo, hingga jenis pesawat yang membombardir Surabaya lengkap dengan spesifikasinya. Selain itu juga ada berbagai pernak-pernik lainnya seperti pin bergambar benteng pertahanan Kedung Cowek yang mulai dilupakan orang, miniatur kapal selam KRI Pasopati, serta aneka tas model tempo dulu.

Masih dalam konteks edukasi, Ady pun juga menyediakan spot khusus untuk buku atau buku corner. Buku-buku yang tersedia juga berkisar tentang Surabaya tempo dulu, seperti Memoar Hario Kecik 2, Waroeng Legendaris Surabaya, dan berbagai koleksi buku lainnya. ”Buku bisa dibaca di tempat dan ada juga yang dijual,” ujar  pria yang saat ini bekerja di Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) tersebut.

Tak ketingalan, outlet pun juga sengaja dirancang berbau perjuangan. Beberapa replika senjata zaman perang dipajang, berbagai jenis helm pejuang sejak masa penjajahan Inggris di tahun 1942 hingga masa penjajahan Jepang juga ada.

Ke depan, Ady berencana akan mengembangkan wisata perjalanan sejarah Surabaya. Rutenya, menyusuri benteng-benteng di Surabaya. Alumni SMAN 5 Surabaya ini beralasan, masih banyak tempat bersejarah yang tidak diketahui orang serta dibiarkan tidak terawat.

Ia mencontohkan Benteng Kedung Cowek yang hingga saat ini dibiarkan begitu saja. Padahal di tempat itu, terletak bekas gudang amunisi yang juga menjadi benteng pertahanan tentara Jepang dan pertahanan pasukan Sriwijaya saat menghadapi serangan Inggris di Surabaya. (fi/hoe)

Berita Terkait