ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
02 Mei 2011, 09:05

Ibnu Muqlah Bahas Harmonisasi Saintek dan Islam

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tak tanggung-tanggung sejumlah tokoh kenamaan yang ahli dibidang sains teknologi maupun pakar agama didatangkan dalam gawe akbar ini. Seperti dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, yang pagi itu diwakilkan oleh Drs H Ma’sun Jayadi. Ia memaparkan perihal Islam dipandang dari sudut pandang teknologi, dan tenologi dipandang secara Islam.

"Rumus agama Islam  itu sudah jelas, yakni apa yang ada di Al Qur’an dan hadist," ungkap Ketua Komisi Pendidikan dan Teknologi MUI jatim ini. Selain itu, Ma’sun menjelaskan tidak perlu dicari-cari lagi kebenarannya.

Seperti kasus yang marak beredar belakangan ini yakni munculnya paham Negara Islam Indonesia (NII). Menurut Ma’sun, penyebar paham tersebut adalah orang-orang yang hanya berniat merusak Islam. "Mana ada Islam perekrutannya lewat pencucian otak," terangnya. Ia juga menghimbau pada peserta seminar yang hadir agar tidak mudah percaya dengan paham-paham yang kebenarannya tidak terbukti dalam dua pedoman Islam di atas.

Dalam paparannya Ma’sun juga menerangkan bahwa sampai sekarang masih banyak muslim yang terjebak dalam ayatisasi Al Qur’an. Dimana kebanyakan muslim hanya mengerti lewat arti tiap ayat Al Qur’an saja. "Islam sekarang juga masih tahap membuktikan sains dan teknologi, bukan mengembangkan sains dan teknologi dari Al-qur’an," katanya.

Menyambung dari pemaparan Ma’sun, Agus Purwanto DSc pun berbicara mengenai Ayat-Ayat Semesta. "Ilmu pengetahuan belum kokoh jika belum berbicara kuantitas," tegas Agus membuka materinya. Selanjutnya, dosen Fisika ITS ini kemudian menyebutkan, dalam Al Qur’an terdapat sebanyak 800 ayat semesta, sebagaimana yang telah ia teliti.

Dalam buku yang berjudul Ayat-Ayat Semesta yang ditulisnya, Agus menjelaskan bahwa ayat-ayat Al Qur’an adalah ayat-ayat yang bisa dibuktikan secara ilmiah. "Itu adalah tugas dari ilmuan Islam untuk membuktikannya," ungkap pakar Fisika Kuantum ini.

Seperti dalam salah satu surat yang membahas tentang lebah dan juga semut. Mengapa di dalam Al Qur’an disebutkan bahwa pemimpin semut adalah ratu, atau juga tentang pergerakan bumi dan gunung. "Dalam Al Qur’an disebutkan, bahwa gunung itu bergerak, yang mana yang bergerak?" pancingnya pada peserta seminar yang tak kurang berjumlah 150 orang tersebut.

Dalam keilmuan disebutkan, seperti dikata Agus, bahwa benda bergerak karena ada acuan sudut pandangnya. "Begitu juga dalam memaknai ayat ini, bahwa bukan hanya gunung yang bergerak, tapi bumi ini bergerak, karena kita berada didalam bumi maka kita tidak sadar kalau kita juga ikut bergerak bersama bumi," jelasnya. Belum lagi jika ditinjau dari isi gunung itu yang disebutkan bahwa isinya keras bagai batu. Tapi melalui ilmu pengetahuan dibuktikan bahwa dalam gunung berisi cairan panas atau magma.

Selain dua pakar diatas juga dihadirkan satu lagi pemateri dari Universitas Paramadina, Prof Dr Ing Fahmi Amhar yang mengulas tentang teori Makkah sebagai pusat bumi. Fahmi memaparkan bahwa sampai saat ini belum ada bukti valid yang bisa membuktikan teori ini. Meski dilihat dari letak maupun gravitasi seperti yang banyak dikabarkan. "Padahal di semua tempat besar gaya gravitasi adalah sama," papar Fahmi. Oleh sebabnya Fahmi juga berpesan pada mahasiswa khususnya untuk tidak termakan oleh teori-teori yang belum terbukti secara ilmiah. (fz/nrf)

Berita Terkait