ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
30 April 2011, 09:04

Kolaborasi Aneka Seni di Hari Budaya ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Boleh dibilang, kolaborasi semacam ini baru pertama kali dijumpai di lingkungan ITS. Hal ini jelas menjadi sesuatu yang menarik untuk dilihat. Padahal, kelima UKM ini acapkali tampil di berbagai acara, baik yang digelar ITS maupun luar ITS.

Selain sebagai bentuk kecintaan terhadap seni dan budaya, kolaborasi ini juga menjadi perkenalan tentang UKM masing-masing. Diawali dari Unit Kegiatan Tari dan Karawitan (UKTK), menuturkan singkat divisi yang dimilkinya. ”Ada tari, karawitan, modern dance,” tutur Yevi, salah satu perwakilan dari UKTK.

UKTK pun mengenakan kostum khas beradat jawa. Perempuan mengenakan kebaya berwarna kuning. Sedangkan, anggota pria tampil dengan blankon, jarik, dan baju Jawa hitam.

Perkenalan dilanjutkan Adit dari Bali Ethnicoustic. Secara singkat, mahasiswa jurusan Teknik Industri ini mengungkapkan Bali Ethnicoustic merupakan perpaduan musik tradisional dan modern Bali. Tampil dengan baju hitam disertai aksesoris khas Bali, mereka turut menggambarkan daerahnya.

Cinta rebana pun tak kalah menarik. Seperti penampilan mereka biasanya ketika lomba atau mengisi acara, yakni tetap khas baju muslim. UKM ini menunjukkan eksistensinya lewat juara pertama selama dua kali berturut-turut di Festival Al Banjari Jawa Timur.

Tak lupa, tiyang alit pun mewarnai perkenalan lewat petunjukkan singkat yang menuai tawa pengunjung. Munir, salah satu pemain tiyang alit juga mengungkapkan UKM ini pertama kali pentas saat tahun 1996.

Usai perkenalan, kolaborasi yang telah ditunggu-tunggu dibuka oleh tim karawitan dengan tabuhan yang selanjutnya disahut oleh cinta rebana dan Bali ethnicoustic. Tiyang Alit pun menampilkan sebuah cerita yang biasa. Namun, benar-benar bisa membuat pengunjung tertawa lepas. Bahkan, dalam adegannya, disuguhkan permainan tradisional seperti cublak-cublak suwung.

”Semua terlihat keren. Musiknya pas dengan adegan Tiyang Alit,” ungkap Hida, salah satu pengunjung. Misalnya, saat tokoh Johan dan Susi tampil, alunan musik Bali ethnicoustic yang mengiringi. Atau ketika pernikahan kedua tokoh utama tersebut, gantian cinta rebana yang mengiringi dengan merdu.

Sepakat dengan Hida, Hafiz mengungkapkan Hari Budaya ITS harus digelar setiap tahun. ”Kolaborasinya bagus. Kita harus bisa jadi pelopor melestarikan budaya,” ujar mahasiswi Statistika angkatan 2009. (esy/yud)

Berita Terkait