ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
29 April 2011, 19:04

Geophysics Workshop: Ulas Energi dan Bencana

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bertempat di Pasca Sarjana, rangkaian acara dari Gebyar Kebumian ini, tak hanya mengulas sumber daya tetapi juga mengulas potensi bencana di Indonesia. Workshop yang diagendakan selama dua hari sejak kamis lalu ini mengusung tema Potensi Sumber Daya Energi dan kebencanaan Jawa Timur. ”Hari pertama fokus pada potensi energi, sedang hari ini membahas kebencanaan khususnya di daerah Jawa Timur,” terang Abdurahman Wafi, ketua panitia acara ini.

Tak tanggung-tanggung, workshop ini pun menghadirkan beberapa ahli dari berbagai kalangan. Di hari pertama misalnya workshop dihadiri hadir pakar energi seperti dari perusahaan minyak dan gas (migas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Jawa Timur serta kalangan pejabat daerah provinsi, kabupaten dan kota.

Sedangkan di hari kedua, tak kurang dari tujuh pakar kebencanaan yang didaulat menjadi pemateri. Seperti Dr Ir Hendra Grandis DEA yang mengulas seputar Pembelajaran Bencana Vulkanik.

Dalam paparannya, Hendra mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan pemilik gunung api terbesar di dunia. Fakta ini seharusnya menjadi pukulan bagi masyarakat untuk menyadari bahwa mereka hidup di bawah bayang bencana gunung meletus.

Apalagi sampai saat ini, gunung meletus masih belum mendapat perhatian. ”Kadang saya iri dengan Tsunami. Mengapa sampai saat ini belum juga ada peringatan waspada gunung meletus seperti Tsunami,” candanya.

Selain Hendra, ada pula Prof Dr Ir Nanang Tyas Puspito yang mengulas Potensi Tsunami dan Gunung Meletus.”Kalau ada olimpiade Gemapa Bumi dan Tsunami, Indonesia pasti menang,” guyon Nanag mengawali uraiannya.

Pria yang juga Alumni ITB ini mewacanakan jika kota Surabaya pernah terjadi gempa di tahun 1890-an. Ia merumuskan bahwa gempa bumi akan terjadi suatu daerah yang pernah terjadi. ”Ati-ati yo, wong Suroboyo,” pesannya dengan logat jawa kental.

Lima pembicara lain dalam workshop hasil kerjasama dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dan Migas ini adalah Prof Dr Bagus J Santosa, SU, Julian dan Juan, Dr Teguh Hariyanto, Dr Meliana S Mintuni, dan Dr A Saeful Bahri.

Sementara itu, workshop yang baru kali pertama digelar ini terbilang sukses besar. Hal ini bisa diukur dari jumlah peserta yang hadir. ”Hari pertama ada mencapai tiga ratus. Sedang hari kedua mencapai 230 peserta,” terang Wafi, sapaan akrab Abduraahman Wafi.

Ia pun berharap workshop ini mampu memberikan wacana kepada para peserta khususnya guru-guru sekolah menengah yang memang sengaja diundang. Mereka diharapkan mampu menularkan ilmunya kepada anak didiknya sehingga semakin banyak yang sadar tentang bencana Indonesia. Di samping itu, Wafi pun menyebutkan jika workshop ini juga sebagai ajang pengenalan geofisika ITS kepada masyarakat, khususnya kepada para siswa.(ran/hoe)

Berita Terkait