Hari Budaya sebenarnya bermula dari sebuah ide program kerja kecil. Para penggagasnya merupakan fungsionaris Kementrian Sosial Masyarakat (Sosmas), BEM ITS. "Pada saat itu, kami hanya ingin untuk menyadarkan mahasiswa kembali mengenai budaya Indonesia," tutur M Taufiq Faizal, ketua panitia acara.
Namun, semakin jauh ide tersebut dirumuskan, semakin besar dirasakan relevansinya. Jadilah Hari Budaya sebagai sebuah ajang besar yang melibatkan seluruh mahasiswa ITS.
Sosmas melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak. Mulai dari Lembaga Minat dan Bakat, alumni, pemerintah kota Surabaya dan Departemen Komunikasi dan Informasi. Panitia mendapatkan apresiasi yang sangat baik terutama dari para alumni dan pemerintah kota.
Menurut Taufiq, Hari Budaya dibangun atas lima konsep besar. Yang pertama adalah workshop seni. Workshop ini akan mengajak para pengunjung untuk merasakan langsung berbagai aspek budaya. Di antaranya, seni membatik, tari, wayang serta permainan tradisional.
Yang kedua, adalah konsep kreatif. Ini merupakan konsep yang mengemas budaya menjadi sesuatu yang menarik bagi banyak orang. Berkaitan dengan ini, akan ada layar tancap dan prasasti yang dapat ditulisi oleh seluruh pengunjung acara.
Yang ketiga merupakan pagelaran seni, dengan penampilan dari beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Yaitu UKM Cinta Rebana, Teater Tiyang Alit, Ethnicoustic dan Unit Kegiatan Tari dan Karawitan (UKTK).
Selain ketiga itu, ada pula Pasar Tradisional. Pasar ini menampilkan berbagai produk tradisional Indonesia. Keempatnya dilengkapi oleh sekolah budaya, yang diselenggarakan khusus untuk pelajar. Sekolah budaya meliputi lomba mading untuk siswa SMP dan musikalisasi puisi mengenai Surabaya bagi siswa SMA.
Namun selain budaya tradisional, Sosmas juga bertekad mengembangkan sebuah ‘budaya’ lain. Yakni, budaya membaca. Karena itu, mereka juga memiliki program Rumah Buku. Dalam kegiatan ini, mahasiswa menampilkan buku-buku inspiratif mereka kepada para pengunjung.
Semuanya akan bertempat di Taman Alumni. Tempat ini juga akan merupakan start arak-arakan pembukaan. Acara pembukaan akan menampilkan atraksi Barongsai dari Gebang ke Keputih. Pembukaan ini sekaligus mengawali serangkaian acara Pekan Seni dan Teknologi di ITS yang terdiri dari Hari Budaya dan Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS (PIMITS).
Panitia berharap tak sekadar mengundang mahasiswa. Namun juga masyarakat dari berbagai kalangan. "Kami benar-benar ingin pengunjung dimanjakan dengan budaya," ungkap Taufiq.
Mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2009 ini mengimbau kepada semua mahasiswa ITS untuk turut meramaikan acara tersebut. Ia mengutip lagu dari serial lama Si Doel. Sebuah lirik yang berbunyi, ‘anak Betawi tak berbudaya, katanya‘. "Jangan sampai orang bisa bilang juga, anak ITS tak berbudaya," ujarnya sambil tersenyum. (lis/yud)
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh