“Mutu produk ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM), karena SDM bertindak sebagai pelaksana,†ujar Iwan. Ia juga menandaskan, untuk mendapatkan produk bermutu tinggi, SDM yang mengontrol proses produksi harus memenuhi kriteria.
Iwan menyebutkan, quality controller perlu mengikuti pelatihan ketrampilan dan ketelitian. Setelah itu, di level yang lebih tinggi terkait manajemen realisasi, mereka harus memiliki kesadaran akan pentingnya mutu sebagai masa depan industri. Barulah setelah berhasil melewati kedua jenjang tersebut, seorang quality controller akan mampu menanamkan rasa ikut memiliki perusahaan atau sense of belonging (sob).
Pertumbuhan berkelanjutan perusahaan salah satunya berasal dari mutu produk. “Jika para pemegang quality control sudah menyadari hal tersebut maka bisa dipastikan mereka sudah memiliki sob yang baik,†terang Iwan.
Selain itu Iwan menyebutkan pentingnya kesadaran akan waktu. Pria berkacamata ini sedikit berfilosofi dengan mengutip pemikiran Sokrates, seorang filosof Yunani Kuno. “Kesempatan itu datang seperti kilat, jika Anda dapat menangkapnya maka Anda akan menang,†ujar Iwan. Hal yang sama terjadi pula di dunia industri. Seorang engineer harus mampu membaca dan menangkap peluang.
Berbicara mengenai standar mutu, saat ini banyak terdapat standar yang digunakan sebagai acuan. Diantara berbagai standar yang ada, Iwan mengungkapkan bahwa yang terpenting adalah implementasi nyata selama mengontrol kualitas produk. “Produk bermutu tinggi melewati proses yang benar dan kontrol kualitas yang ketat,†pungkas Iwan.(fi/niv)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,