SMP Yapita yang letaknya tak jauh dari kawasan kampus ITS menjadi sasaran keempat mahasiswa Teknik Material dan Metalurgi. Mereka adalah Gilang Akbar Alfatah, Adityo Anugrah Priyo Utomo, Rico Malik, dan Galang Wisnu Wardhana. Selama satu jam, mereka berada di kelas tersebut untuk memberikan materi.
Dibimbing oleh Sungging P, PhD dan didanai DIKTI, PKM-M mereka berjudul Pembentukan Karakter Berbasis Bimbingan Kepribadian dengan Metode Mata Pelajaran Tambahan yang Disertai Studi Lapangan kepada Siswa SMP di Surabaya.
"Awalnya kami akan menyosialisasikan tentang anti rokok, kemudian nasionalisme, lalu pengenalan teknologi, pembentukan karakter, dan yang terakhir, visi misi anak," ujar Gilang Akbar Alfatah selaku ketua PKMM ini.
Kelas pun dikemas dengan menarik, ada sesi presentasi, yang dilanjutkan dengan kuis dan tanya jawab. Dua kelas, yaitu kelas 8 B dan 8 C digabung menjadi satu di ruangan tersebut. Akibatnya, kelas menjadi penuh sesak dan ramai. Bahkan terdapat beberapa bangku yang diisi oleh tiga orang.
Dalam presentasinya, Gilang dan Tyo, sapaan akrab Adityo, memaparkan sejumlah fakta tentang merokok. Mulai dari dampak negatifnya, penyakit yang ditimbulkan setelah merokok, serta tips jitu stop rokok. Gilang menjelaskan bahwa merokok menyebabkan zat nikotin menggumpal di otak, serta tar menggumpal di tenggorokan. Ia pun menunjukkannya dalam sebuah video berdurasi singkat.
Gilang juga menempelkan sejumlah poster-poster tentang bahaya rokok di SMP tersebut. Usia SMP merupakan usia yang tepat untuk mendapatkan sosialisasi seperti ini. "Kita berharap sejak usia SMP, anak terjaga dari pengaruh rokok," ujar Gilang.
Saat Gilang bertanya kepada para siswa tentang apa enaknya merokok, Yuli, salah satu siswa berteriak dari bangkunya. "Rokok menghilangkan stres!" ungkapnya. Kontan para mahasiswa ITS terkejut, namun para anak-anak tertawa terbahak-bahak. Sesekali anak-anak tersebut juga menyahuti dan menyela saat pemateri berbicara.
Sebelum presentasi, mereka sempat membagikan jajanan kecil kepada anak-anak secara merata.Lalu saat sesi kuis dan tanya jawab, mereka memberikan hadiah pin kepada anak-anak yang berhasil menjawab pertanyaan.
Di akhir acara, Gilang yang sedang duduk di semester enam ini mengaku bahwa ketiga anggotanya adalah adik-adik bimbingan mentor-nya. "Saya ajak mereka membuat PKM supaya mentoring-nya bisa tetap jalan. Kalau nggak, takutnya mereka lepas. Mereka semua mahasiswa angkatan 2010," ujar Gilang bersemangat.
Studi lapangan akan dilakukan ke ITS saat materi pengenalan teknologi. Anak-anak tersebut akan kami ajak melihat teknologi-teknologi yang ada di ITS supaya mereka tahu bahwa ada dunia lain di luar lingkungan mereka sekarang.
Gilang pun menambahkan, "PKM ini memang ditujukan sebagai program pengabdian masyarakat. Mahasiswa kalau tidak bermanfaat bagi masyarakat, buat apa. Ini adalah tantangan besar. Kalau bukan kita, siapa lagi." (ers/nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung