ITS News

Selasa, 16 Desember 2025
13 April 2011, 12:04

SES-Trans System, Cara Kreatif Atasi Macet

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kemacetan memang seringkali dianggap sebagai sesuatu masalah yang sulit diatasi. Betapa tidak, pertambahan penduduk yang kian tahun kian meningkat turut menjadi bagian penyebab problema ini. Ditambah lagi, peningkatan jumlah penduduk diiringi dengan naiknya jumlah pengguna kendaraan bermotor. Keadaan ini diperparah dengan minimnya penambahan ruas jalan.

“Jumlah kendaraan yang melewati jalan Ahmad Yani saja sudah melebihi daya tampung,” tutur Dalu Nuzlul Kirom yang kerap disapa Dalu ini. Ia menambahkan, jika dianggap pertumbuhan kendaraan tiap tahun itu sekitar tiga sampai lima persen, maka ada sekitar 15 ribu unit motor per menit yang melalui jalan Ahmad Yani. Padahal idealnya, hanya tujuh ribu unit per menit.

Diakui Presiden BEM ITS tersebut, kegagalan sistem transportasi memang akan berdampak pada kelangsungan laju perekonomian kota. Bahkan, juga turut berakibat pada pembukaan jalan raya baru. “Ini bisa bukan solusi. Tapi, masalah baru,” ungkap Dalu. Ia mencontohkan, isu pembangunan tol tengah kota yang banyak menuai kontra.

Untuk mengatasi kemacetan, dibanding membangun tol tengah kota disertai penggusuran 4500 rumah penduduk, banyak pihak yang menyarankan adanya optimalisasi penggunaan angkutan umum. Menurut Dalu, hal tersebut tetap masih belum menyelesaikan masalah kemacetan. Sebab, kenyataannya, pengguna kendaraan pribadi tetap dalam jumlah tinggi.

“Kita butuh SES-Trans System untuk mengatasinya,” terang mahasiswa jurusan Teknik Elektro tersebut. Sistem ini memang secara khusus mengacu pada sustainable development. Dimana pembangunan tersebut memperhatikan tiga pilar utama, yakni sosial budaya, bidang ekonomi, serta kulaitas lingkungan.

Sesuai dengan namanya eco, SES- Trans System memang berorientasi pada lingkungan. Untuk itulah, salah satu hal yang menajdi sorotan adalah revitalisasi unmotorized vehichle. “Keberadaan transportasi tak bermotor perlu dilestarikan. Misal, membangun jalur khusus,” terangnya. Hal tersebut jelas butuh sumbangsih pemerintah dalam membuat kebijakan yang mendukung.

Sedangkan kata smart dalam SES-Trans menunjukkan perlunya penggunaan teknologi. “Perlu manajemen sistem parkir menggunakan smard card system,” lanjut Dalu lagi. Jadi, lima poin penting dalam konsep ini adalah teknologi, people supporting system, regulasi, tata letak kota, dan multi-moda umum.

Mengenai multi-moda umum, ada enam hal yang perlu disoroti. Mulai dari transportasi mekanik, revitalisasi kereta api, trem kota (moda transportasi berbasis rel), bemo khas Surabaya, bus antar jemput, dan transportasi sungai. “Semua bidang ini perlu dikembangkan, terlebih transportasi sungai,” jelasnya.

Lain halnya dengan poin tata letak kota, ada baiknya jika Suarabaya mencontoh tata letak kota modern. Dimana jalan raya berbentuk grid (petak-petak). Sehingga lalu lintas tak terkonsentrasi di satu jalan. “Untuk tata kota, juga perlu multiple door system,” ujarnya. Ia menambahkan, sistem ini bisa dilakukan dengan pembangunan jalan besar memanjang dari Selatan sampai Utara Surabaya.

Dalu berharap, konsep SES-Trans System ini mampu menciptakan kota Surabaya sebagai kota ideal. “Konsep ini memang ditujukan untuk mengakomodasi semua lapisan masyarakat,” ungkapnya. Ia berharap sistem ini mampu diterapkan di semua kota besar. (esy/hoe)

Berita Terkait